Laporkan Masalah

SIKAP DAN PREFERENSI PASANGAN HIDUP WANITA SUNDA DI CITANGTU, KUNINGAN, JAWA BARAT

ELDA CIPTA D, Dr. Atik Triratnawati, M.A.

2018 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Meningkatnya sistim pendidikan dan meluasnya lapangan pekerjaan menyebabkan jumlah wanita lajang di Indonesia terus meningkat, sehingga usia ideal untuk menikah pun ikut mengalami peningkatan. Bicara soal pasangan hidup, tentu tidak akan lepas dari pernikahan yang dianggap sebagai jembatan menuju pasangan hidup yang sebenarnya. Akan tetapi, keputusan untuk menentukan siapa yang terbaik dan berhak menjadi pasangan hidup tidaklah mudah. Masing-masing individu memiliki kriteria tersendiri dalam mencari pasangan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan memahami proses pengambilan keputusan memilih pasangan hidup yang dilakukan oleh wanita Sunda di wilayah Citangtu, Kuningan, Jawa Barat dengan berbagai status dan latar belakang. Saat individu tersebut telah menemukan pasangan hidup yang dianggap sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, maka akan mempermudah individu tersebut untuk melihat kecocokan di dalam hubungannya. Masyarakat Sunda khususnya wanita seringkali mendapatkan stereotype dari masyarakat di luar etnis Sunda sebagai kaum materialistis dan cenderung melihat calon pasangan hidup dari materi. Hal inilah yang dianggap menjadi salah satu penyebab semakin selektifnya wanita Sunda dalam memilih pasangan hidup. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif melalui wawancara mendalam kepada enam informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan memilih pasangan hidup pada wanita Sunda merupakan pengambilan keputusan yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: pendidikan, pekerjaan, tingkat ketaatan agama, pengaruh keluarga dan desakan ekonomi.

Increased educational system and widespread employment causes the number of single women in Indonesia continues to increase, so the ideal age to get married also experience improvement. Talk about spouses, it certainly will not be separated from marriage that is considered as a bridge to the real life partner. However, the decision to determine who is the best and the right to become a life partner is not easy. Each individual has its own criteria in finding a life partner. This research aims to provide an overview and understand the decision making process of choosing a spouse made by a Sundanese woman in the Citangtu, Kuningan, West Java region with various status and background. When the individual has found a life partner that is deemed to be in accordance with predetermined criteria, it will make it easier for the individual to see matches in the relationship. Sundanese, especially women, often get stereotypes from people outside that Sundanese as materialists and tend to see potential mates from the financial. This is considered to be one of the causes of increasingly selective young women in choosing a spouse. Data collection method used is qualitative method through in-depth interview to six informants. The result of the research shows that the decision of choosing a spouse in a Sundanese woman is a decision making that can be influenced by various factors, such as: education, occupation, religious obedience, family influence and economic insistence. Keywords: criteria, spouse, priority, Sundanese woman.

Kata Kunci : Kriteria, pasangan hidup, prioritas, wanita Sunda.

  1. S1-2018-369631-abstract.pdf  
  2. S1-2018-369631-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-369631-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-369631-title.pdf