AKTIVITAS ANTISARIAWAN SEDIAAN KOMBINASI EKSTRAK MENIRAN (Phyllantus niruri L.), KEJIBELING (Strobilanthes crispus Bl.), PEPERMIN (Mentha piperita L.), DAN GIPSUM FIBROSUM PADA TIKUS WISTAR

MEILIDA WULANDARI, Dr. Purwantiningsih, M.Si., Apt. ; drh. Retno Murwanti, M.P., Ph.D.

2018 | Skripsi | S1 FARMASI

Sariawan (stomatitis) merupakan penyakit mulut yang paling sering terjadi, ditandai dengan muncul lesi kemerahan dan adanya rasa nyeri yang cukup mengganggu. Meniran (Phyllantus niruri L.), kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.), pepermin (Mentha piperita L.) dan gipsum fibrosum diteliti memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. Namun profil dosis dan aktivitas antisariawan kombinasi keempat bahan belum diteliti secara ilmiah. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aktivitas antisariawan sediaan kombinasi ekstrak Phyllantus niruri L., Strobilanthes crispus Bl., Mentha piperita L., dan gipsum fibrosum yang berasal dari PT. Sinde Budi Sentosa pada tikus Wistar jantan yang diinduksi sariawan. Hewan uji sebanyak 36 ekor tikus Wistar jantan dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok uji dosis 16 mL/kgBB, 24 mL/kgBB, dan 36 mL/kgBB. Induksi sariawan dilakukan dengan membuat luka menggunakan punch biopsy ukuran 4 mm, kemudian pada luka tersebut diberikan asam asetat 10% selama tiga hari. Selanjutnya, tiga ekor hewan tiap kelompok dikorbankan pada hari ke-2, 6, dan 12 dihitung dari hari pemberian sediaan uji. Pengorbanan dilakukan untuk mengambil jaringan mukosa mulut hewan uji. Aktivitas antisariawan dilihat dari parameter kesembuhan sariawan berupa mengecilnya luas sariawan dan perbaikan epitel dengan melihat gambaran histologi. Data yang diperoleh menunjukan bahwa sediaan kombinasi Phyllantus niruri L., Strobilanthes crispus Bl., Mentha piperita L., dan gipsum fibrosum yang berasal dari PT. Sinde Budi Sentosa, mempengaruhi ukuran luas sariawan dan terjadi proses perbaikan epitel khususnya pada dosis 36 mL/KgBB, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sediaan kombinasi ekstrak tersebut dapat menyembuhkan sariawan pada membran mukosa mulut tikus Wistar jantan.

Thrush (Stomatitis) is one of the most common oral disease that characterized by reddish lesions and the presence of pain. Meniran (Phyllantus niruri L.), kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.), pepermin (Mentha piperita L.), and gipsum fibrosum reported obtaining antiinflamation and antioxidant effect. However, dose profile and antisariawan activity is unknown. The objective of this research is to study the antisariawan activity of combination extract Phyllantus niruri L., Strobilanthes crispus Bl., Mentha piperita L., and gipsum fibrosum from PT. Sinde Budi Sentosa of male rat Wistar strain that induced thrush. Animal tests used 36 Wistar male rats that divided into 4 groups of rats: negative control (aquadest), dose group 16 mL/kgBB, 24 mL/kgBB, and 36 mL/kgBB. Induced thrush done with making lesion with 4 mm punch biopsy, then applied 10% acetic acid on the wound for three days. Three rats of each group were sacrificed on the 2nd, 6th, and 12th day of the test. Sacrificed was performed to take the oral mucous membranes containing the mouth ulcer. Antisariawan activity was observed from parameter of healing such as reduce the size of the extent of thrush and epithelial repair from mucous histology. The combination of extract Phyllantus niruri L., Strobilanthes crispus Bl., Mentha piperita L., and gipsum fibrosum from PT. Sinde Budi Sentosa exhibited antisariawan activity that can reduce the size of the extent of thrush and epithelial repair with optimum dose at 36 mL/kgBB.

Kata Kunci : Antisariawan, Phyllantus niruri L., Strobilanthes crispus Bl., Mentha piperata L., dan gipsum fibrosum