KETERSEDIAAN HAYATI KALSIUM DAN MIKROPARTIKEL KALSIUM TULANG LELE PADA INTESTINAL TIKUS SECARA IN SITU

TUNJUNG SARI DEWI, Dr. Nurfitri Ekantari, S.Pi., M.P.

2018 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

Tepung tulang ikan saat ini merupakan salah satu sumber kalsium yang terus dieksplorasi. Salah satu hal yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas kalsium pada sumber-sumber kalsium dengan menguji bioavailabilitasnya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kemampuan penyerapan kalsium secara in situ pada tepung tulang lele, mikrokalsium tulang lele dan beberapa kalsium komersil (kalsium laktat, kalsium karbonat dan trikalsium fosfat). Sumber kalsium yang diberikan untuk pengujian in situ sebesar 240mgCa/uji. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu sumber kalsium (enam perlakuan dan tiga kali ulangan). Perlakuan tersebut meliputi P1 (susu tinggi kalsium sebagai kontrol), P2 (tepung tulang), P3 (mikrokalsium), P4 (tepung kalsium karbonat), P5 (tepung kalsium laktat) dan P6 (tepung trikalsium fosfat). Pengujian in situ dilakukan dengan cara sampel dialirkan ke dalam usus tikus (duodenum sampai ileum) dengan kecepatan 0,6 ml/menit (12 tetes/menit) kemudian larutan sampel yang keluar dari usus tersebut dianalisis kandungan kalsiumnya dengan Atomic Absorbstion Spectrophotometer (AAS) (panjang gelombang = 420 nm). Parameter uji yang dilakukan antara lain komposisi kimia sumber kalsium, kelarutan kalsium dan penyerapan kalsium secara in situ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kelarutan kalsium akan menurun dengan adanya kenaikan pH, pada pH 2 memiliki nilai kelarutan kalsium yang tertinggi diantara nilai pH yang lain yaitu berkisar 2,90 persen sampai 13,45 persen. Penyerapan kalsium terbaik pada sumber kalsium secara berurutan yaitu mikrokalsium (51,22 persen), susu tinggi kalsium (47,15 persen), kalsium karbonat (42,21 persen), trikalsium fosfat (39,28 persen), tepung tulang (37,01 persen) dan kalsium laktat (35,01 persen). Kata kunci: bioavailabilitas, mikrokalsium, tulang lele, in situ, kalsium

The fish bone flour currently is one of the sources of calcium. As calcium source, the most important is the bioavailability. Its describe the ability of calcium to be absorbed in the body. The purpose of this study is to know the ability of the calcium sources to be absorbed. There are some sources of calcium, catfish bone flour, microcalsium bone catfish and some commercial calcium (calcium lactate, calcium carbonate and tricalcium phosphate). This study was design using Completely Randomized Design (CRD), the source of calcium are P1 (high calcium milk as control), P2 (bone flour), P3 (microcalcium), P4 (calcium carbonate flour), P5 (calcium lactate flour) and P6 (tricalcium phosphate flour). In situ test was designed by two step. The first, sample contain 240 mgCa, was digested by pepsin enzymatic process, incubated and filtrated. Filtrate was infused through gastrointestinal tract. In the end of intestine capillary was hold and the solution kept, determined calcium content every 25 minutes. The result showed that, the solubility of calcium at pH 2-10 ranged from 2,90 percent to 13,45 percent. The percentage of calcium solubility decreased above pH 2. At pH 2 show the highest calcium solubility in all treatments. The best absorption of calcium in calcium source were respectively microcalcium (51,22 percent), high calcium milk (47,15 percent), calcium carbonate (42,21 percent), tricalcium phosphate (39,28 percent), bone meal (37,01 percent) and calcium lactate (35,01 percent). Keywords: bioavailability, microcalcium, catfish bone, in situ, calcium

Kata Kunci : bioavailabilitas, mikrokalsium, tulang lele, in situ, kalsium