Laporkan Masalah

PENGARUH MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium cepa Aggregatum group) DI LAHAN PASIR

TRI SABILA FAIZ, Dr. Rani Agustina W., S.P., M.P. dan Dr. Ir. Arif Wibowo, M.Agr.Sc

2018 | Skripsi | S1 AGRONOMI

Bawang merah (Allium cepa Aggregatum group) merupakan komoditas hortikultura berjenis umbi lapis yang bernilai ekonomis tinggi. Permintaan bawang merah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 5% sementara produksi bawang merah terbilang fluktuatif dan cenderung menurun. Penggunaan lahan pasir sebagai lahan alternatif budidaya dengan sedikit modifikasi untuk pertanaman bawang merah menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan hasil produksi dan menutupi kelangkaan pada saat off season. Penambahan jamur mikoriza sebagai agen hayati untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah. Penggunaan kultivar unggul seperti Bauji, Manjung, Sumenep, dan Katumi yang tahan terhadap penyakit, cocok digunakan pada penanaman di musim hujan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon pertumbuhan kultivar tanaman bawang merah kultivar Manjung, Bauji, Katumi dan Sumenep terhadap pemberian jamur mikoriza yang ditanam di lahan pasir. Penelitian ini dilakukan di lahan pasir, Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Januari � Maret 2015 menggunakan metode split plot dengan dua faktor, yaitu Perlakuan Mikoriza dan Tanpa Mikoriza sebagai Petak utama dan Kultivar sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukan bahwa kultivar Manjung memberikan respon paling baik pada perlakuan mikoriza pada parameter tinggi tanaman, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, dan diameter umbi. Jamur mikoriza dapat menginfeksi akar tanaman bawang merah dengan efektif dan membantu meningkatkan hasil bagian tajuk pada tanaman bawang merah.

Shallot (Allium cepa Aggregatum group) is a horticultural comodity that has high economic value. Each year in Indonesia the demand of shallot has increased by 5%, while the shallot production is fluctuating and tends to decrease. The use of sand field as an alternatif productive field become a good option to increase the productivity and to fulfill the scarity due to rain season. The use of mycorrhiza as biological agents for increasing growth of shallot. The use of high quality cultivar as Bauji, Manjung, Sumenep and Katumi that resistant to disease, is good to use in rain season. The purpose of this research to know the response of shallot cultivars Bauji, Manjung, Katumi, and Sumenep to mycorrhiza treatment that plant in sand field. This research was carried out at sand field of Samas Beach, Bantul Regency, Yogyakarta in Januari � March 2015 used split plot method with two factor. The main factor is Mycorrhiza treatment and without mycorrhiza treatment then the second factor is cultivars. The Result show, Manjung give a best response in mycorrhiza treatment in plant height, leaf fresh weight, leaf dry weight, and the size of the shallot. Mycorrhiza shows the effective work to infected shallot roots and help to increase the result of the leaf for shallot.

Kata Kunci : Bawang Merah, Mikoriza, Kultivar.

  1. S1-2018-313371-abstract.pdf  
  2. S1-2018-313371-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-313371-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-313371-title.pdf