Perbandingan Kondisi Fisiologis pada Anjing yang Diberikan Ketamin-Xylasin dan Ketamin-Medetomidin

LINDA VALENTINA, drh. Setyo Budhi, MP.

2018 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Obat-obatan anestesi dapat menghasilkan berbagai macam efek fisiologis pada hewan. Perubahan kondisi fisiologis selama proses operasi dapat membahayakan keselamatan hewan, maka diperlukan pengetahuan untuk memilih obat anestesi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek pemberian anestesi ketamin-xylasin dan ketamin-medetomidin pada sistem fisiologis tubuh hewan agar dapat dijadikan pertimbangan. Pada penelitian ini digunakan 10 ekor anjing yang dibagi dalam 2 kelompok masing-masing berjumlah 5 ekor. Kelompok KX sebagai kelompok yang diberikan anestesi ketamin-xilasin dan kelompok KM sebagai kelompok yang diberikan anestesi ketamin-medetomidin. Selama teranestesi, kondisi fisiologis hewan diamati dengan surgery monitor NT3 yang menunjukan perubahan frekuensi nafas, pulsus, suhu tubuh, dan SpO2. Perubahan pada empat faktor tersebut dicatat setiap 5 menit, kemudian data yang didapat diproses menggunakan metode T-test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pada kedua kelompok tidak signifikan (p>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis obat anestesi aman digunakan pada hewan untuk operasi.

Anesthetic drugs can produce a variety of physiological effects on animals. Changes in physiological conditions during surgery may endanger the animal’s safety and life, hence the knowledge to select an appropriate anesthetic agent is required. This study aims to determine the effect of anesthesia administration of ketamine-xylasin and ketamine-meditomidin on the physiological system of the animal, and compare the result for anesthesia choice consideration. This study used 10 dogs which were divided into 2 groups of 5 each. KX acted as the group to be administrated with ketamine-xilazine and KM as the group to be administrated with ketamine-medetomidine. During anesthesia, the physiological conditions of the animals were observed with an NT3 surgery monitor which shows changes in breath, pulse, body temperature, and SpO2 frequency. Changes to the four factors were recorded every 5 minutes, then the data obtained is processed using the T-test method. The results showed that the differences in both groups were not significant (p> 0.05). The results tells us that both types of the anesthetic drugs are safe to use in animals for surgery.

Kata Kunci : Ketamin, xilasin, medetomidin, frekuensi nafas, pulsus, suhu tubuh, SpO2