Perencanaan Sistem Hilirisasi Komoditas Jeruk Melalui Pendekatan Agropolitan di Kabupaten Musi Rawas Utara
MEILA ROFILAH, Doddy Aditya Iskandar, ST., MCP., Ph.D.
2018 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKetimpangan antara Desa dan Kota masih menjadi momok di Indonesia. Ketidakmampuan desa untuk memberdayai sumberdaya yang mereka miliki secara optimal menyebabkan desa hanya dipandang sebagai penyedia kebutuhan primer bagi kota. Padahal desa juga harus mampu berdiri sendiri tanpa selalu bergantung pada kota. Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah dengan menetapkan UU No. 26 Tahun 2014 dan bantuan berupa dana desa. Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai salah satu daerah dengan potensi komoditas pertanian yang cukup tinggi terbukti dari kontribusi sektor pertaniannya terhadap PDRB paling besar dibandingkan sektor lain. Namun sayangnya ketergantungan sektor pertanian pada komoditas karet dan sawit ini yang menyebabkan 3 tahun terakhir mengalami penurunan akibat fluktuatifnya harga kedua komoditas tersebut. Demi mendorong kembali sektor pertanian, maka dilakukan perencanaan sistem hilirisasi komoditas jeruk dengan pendekatan agropolitan di Kabupaten Musi Rawas Utara. Hasil dari perencanaan ini adalah Master Plan, Skema Industrialisasi Komoditas Jeruk, Rencana Kelembagaan dan Rencana Investasi. Konsep utama yang digunakan adalah perpaduan antara sistem hilirisasi yang umumnya digunakan pada kawasan perkotaan dengan konsep agropolitan yang pada konteks keruangan diterapkan pada kawasan perdesaan. Perencanaan ini tidak hanya mempertimbangkan aspek fisik, namun juga aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan. Metode yang digunakan dalam memilih alternatif rencana adalah Cost Benefit Analysis dengan parameter penilaian NPV dan BEP. Pembelajaran yang dapat diambil pada perencanaan kawasan perdesaan adalah pada prosesnya ternyata sangat berbeda dengan perencanaan kawasan perkotaan. Dinamisnya kawasan perdesaan karena memiliki kearifan lokal yang berbeda pada masing-masing desa. Sehingga memerlukan pemahaman multiplier effect dalam proses analisis, agar menghasilkan rencana yang relevan dan sesuai target pembangunan.
Inequality between the Village and the City is still a scourge in Indonesia. The incapability of villages to optimally their resources leads to villages being seen solely as the main provider of urban needs. Whereas in fact, the village must self-sustain without always dependent on the city. One of the strategies undertaken by the government is by establishing the Law No.26 of 2014 and assistance in the form of dana desa. North Musi Rawas Regency as one of the areas with the high potential of agricultural commodities is evident from the contribution of the agricultural sector to GDP is the largest compared to other sectors. But unfortunately, the dependence of the agricultural sector on rubber tree and palm oil commodities is what caused the last 3 years decreased due to fluctuations in the prices of these two commodities. In order to push back the agricultural sector, it is planned to go downstream of the orange commodity system with the agropolitan approach in North Musi Rawas Regency. The results of this plan are Master Plan, Citrus Commodity Industrialization Scheme, Institutional Plan, and Investment Plan. The main concept used is a combination of downstream systems that are generally used in urban areas with the agropolitan concept which in the context of spatial applied to rural areas. This plan not only considers the physical aspects but also the social, economic and institutional aspects. The method that used in choosing an alternative plan is Cost-Benefit Analysis with NPV and BEP assessment parameters. The lesson learned from this planning is that rural area has a very different process from urban area. Rural areas tend to be dynamic because they have different local wisdom in each village. So it requires understanding the multiplier effect in the analysis process, in order to generate a relevant plan and appropriate development targets.
Kata Kunci : Hilirisasi Komoditas, Agropolitan, Kawasan Perdesaan/Downstreaming of the Commodities, Agropolitan, Rural Area