Local Currency Settlement (LCS) Framework and The ASEAN Way: Implementation of Regional Monetary Agenda
ADINDA MARDANIA, Prof. Dr. Mohammad Mohtar Mas'oed
2018 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALHasil Deklarasi ASEAN yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan ASEAN pada tahun 1967 merupakan pertanda era baru untuk kerjasama antara negara-negara di Asia Tenggara. Implementasi ASEAN sebagai organisasi kawasan penting untuk mengkoordinasi berbagai sektor politik dan ekonomi, akan tetapi penekanan kedaulatan negara selalu menjadi tantangan utama dalam diskusi di ASEAN. Penelitian ini berfokus pada kerjasama ekonomi ASEAN, dengan mengingat kembali pengalaman Krisis Finansial 1997-98 dan pentingnya menyusun kerjasama moneter untuk kawasan ASEAN. Pada dua dekade kemudian, ASEAN telah membentuk kerjasama moneter yang baru. Local Currency Settlement (LCS) Framework telah diluncurkan oleh tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand yang juga merupakan anggota aktif ASEAN. Pada awal tahun 2018, LCS Framework dibentuk sebagai sistem pertukaran mata uang asing yang diharapkan dapat mempermudah pembayaran dan juga melancarkan arus perdagangan lintas negara. Dengan cakupan kerjasama moneter yang luas, kemudian menjadi menarik untuk memahami bagaimana LCS Framework dapat memadukan berbagai kepentingan domestik dari masing-masing negara. Penelitian ini beranggapan bahwa relevansi dari ASEAN Way terhadap kerjasama antar negara ASEAN dapat menjadi hambatan tersendiri. Akan tetapi, penelitian ini berpendapat bahwa LCS Framework berhasil diterapkan karena beberapa mekanisme dalam berjalannya LCS Framework masih terkait dengan prinsip non-intervensi dalam kedaulatan negara seperti dengan prinsip yang ditekankan oleh ASEAN Way. Studi kasus mengenai LCS Framework kemudian berhubungan dengan ASEAN Way sebagai prinsip yang digunakan untuk Kawasan. Konsep mengenai monetary power dan autonomy, serta currency deterritorialization oleh Benjamin Cohen telah diterapkan untuk mendukung argumen utama dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai ASEAN Way dalam kerjasama kawasan ini lalu diakhiri dengan diskusi mengenai ASEAN Way sebagai identitas regional.
The signing of ASEAN Declaration and the subsequent formation of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) in 1967, has shed light on the new period for cooperation between Southeast Asian countries. However, although the implementation of ASEAN as regional organization is seen significant to coordinate different economic and political aspects in the region, this organization also saw the constant prominence of national interests brought to the forefront in regional discussions. This research focuses on ASEAN economic cooperation, drawing upon the experience of past 1997-98 crisis to ASEAN countries and the increasing need for monetary coordination in the region. Decades later, monetary cooperation in ASEAN has taken a new form. The Local Currency Settlement (LCS) Framework was launched by three participants namely Indonesia, Malaysia and Thailand which are also active members of ASEAN. By the beginning of 2018, the implementation of LCS Framework as foreign currency exchange arrangement is intended to further facilitate payment and flow of trade across borders. Despite the wide-ranging monetary cooperation agenda, it becomes intriguing how the LCS Framework was able to integrate each of its members' different national agenda. In view of that, it is seen that ASEAN is still struggling with its own relevance of non-interference and national sovereignty from their principle of ASEAN Way. While this principle could translate into certain restrictions of cooperation, this paper finds that the LCS Framework operates under several mechanisms that interacts with the principles of non-intervention in national sovereignty. While the case of LCS Framework subsequently relates to ASEAN Way as regional principle, the concepts of monetary power and autonomy, as well as currency deterritorialization from Benjamin Cohen are applied to further support the argument. The illustration of ASEAN Way on regional cooperation, then, is followed with a concluding discussion on ASEAN Way as regional identity.
Kata Kunci : ASEAN, ASEAN Way, international monetary relations, monetary autonomy, regional cooperation, LCS Framework