UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK KOMPOSISI B KOMBINASI EKSTRAK Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, DAN GYPSUM FIBROSUM PADA TIKUS PUTIH WISTAR

ASTRID CAROLINA S, Dr. Purwantiningsih, M.Si., Apt.

2018 | Skripsi | S1 FARMASI

Ekstrak Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, dan gypsum fibrosum diyakini dapat memberikan efek terapi berupa antipiretik karena Phyllanthi herba dan Menthae herba sendiri telah menjadi obat tradisional yang dipakai secara turun-temurun untuk menurunkan demam. Namun kombinasi ekstrak Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, dan Gypsum fibrosum sendiri belum pernah diuji untuk potensinya sebagai agen antipiretik. Uji antipiretik kombinasi ekstrak Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, dan gypsum fibrosum dilakukan dengan menggunakan tikus jantan wistar yang dinaikkan suhu tubuhnya dari normal (demam) dengan injeksi Brewer's Yeast perkutan dan didiamkan hingga 16 jam. Kemudian tikus yang demam dipejankan sediaan uji secara oral single dose dengan peringkat dosis 16 ml/kgBB, 24 ml/kgBB, dan 36 ml/kgBB. Pengukuran suhu dimulai sejak sebelum pemberian sediaan, dilanjutkan dengan pengukuran suhu bertahap mulai 1 jam setelah pemberian sediaan uji dan tiap jam selanjutnya hingga 4 jam setelah pemberian. Hasil pengukuran suhu jam ke-1, 2, 3, dan 4 digunakan untuk menghitung persen penurunan suhu. Persen penurunan suhu yang dianalisis secara statistik menunjukkan data yang bervariasi dan tidak terdistribusi normal sehingga digunakan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis diikuti uji Post Hoc yaitu Mann Whitney. Dimana didapatkan kesimpulan bahwa senyawa uji yaitu kombinasi ekstrak Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, dan gypsum fibrosum komposisi B tidak menimbulkan perbedaan signifikan dan tidak berpotensi menurunkan suhu pada tikus putih Wistar yang demam baik pada peringkat dosis 16 ml/kgBB, 24 ml/kgBB, dan 36 ml/kgBB.

Combination of extract from Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, and gypsum fibrosum is believed to have an antipyretic effect because both Phyllanthi herba and Menthae herba have been used widely for traditional medicine for curing fever. Nevertheless this combination has never been tested for its potential as an antipyretic agent. This antipyretic experiment use male Wistar rats that had been injected by Brewer's yeast subcutan for increasing their body temperature. Their body temperature is measured 16 hours after injection and then they are given the extract combination 16 ml/kg, 24 ml/kg, dan 36 ml/kg orally and single dose. Body temperature measurement is started an hour after the extract given, and followed by two, three, and four hours after. The temperature results are used for counting temperature decreasing percentages. Then this percentages are analyzed statistically using homogeneity test, followed by Kruskall-Wallis test, and Mann Whitney. The conclusion of this experiment is that the combination of extract from Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, and gypsum fibrosum composision B can't be used as antipyretic agent.

Kata Kunci : Phyllanthi herba, Sericocalysis folium, Menthae herba, Gypsum fibrosum, Antipiretik