Museum Sejarah Kebudayaan Temanggung
DENI SETIYAWAN, Dr. Eng. Ir. Laretna T. Adishakti, M.Arch.
2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTURTemanggung merupakan kabupaten yang tidak terlalu besar dibandingkan kabupaten lainnya, walaupun begitu Temanggung memiliki kekayaan budaya yang cukup banyak. Kebudayaan tersebut tergambarkan dengan berbagai kesenian seperti kesenian tari, alat musik, busana adat atau pakaian tradisional, dan lainnya. Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Prasasti tersebut menggambarkan bahwa asal usul Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi yang salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Temanggung yang mempunyai banyak kebudayaan tetapi Temanggung belum mempunyai museum sebagai wadah pelestarian dan dokumentasi daerah. Maka dari itu, museum di Temanggung sangatlah penting karena museum dapat digunakan sebagai tempat pelestari dan dokumentasi kebudayaan. Museum yang diperlukan juga harus lebih menarik dan interaktif supaya memicu masyarakat untuk mengunjungi museum tersebut. Melalui konsep Culture to the Future ini, kedepannya museum bisa menjadi wadah pelestarian dan dokumentasi daerah sehingga sampai ke masa yang akan datang, kesenian-kesenian tersebut tetap bisa eksis dan dapat dipelajari lagi dan tidak akan punah oleh waktu, selain itu bisa mengerahkan generasi muda untuk melanjutkan kebudayaan tersebut. Selain itu, konsep pendukung yang diambil yaitu Living Prasasti. Living Prasasti ini menjelaskan museum yang menjelaskan kemakmuran rakyat Temanggung yang memiliki banyak sekali kebudayaan dan sumber daya alam yang melimpah, seperti yang tertulis di prasasti Wanua Tengah III yaitu tentang keadaan Temanggung yang gemah ripah loh jinawi.
Temanggung merupakan kabupaten yang tidak terlalu besar dibandingkan kabupaten lainnya, walaupun begitu Temanggung memiliki kekayaan budaya yang cukup banyak. Kebudayaan tersebut tergambarkan dengan berbagai kesenian seperti kesenian tari, alat musik, busana adat atau pakaian tradisional, dan lainnya. Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Prasasti tersebut menggambarkan bahwa asal usul Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi yang salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Temanggung yang mempunyai banyak kebudayaan tetapi Temanggung belum mempunyai museum sebagai wadah pelestarian dan dokumentasi daerah. Maka dari itu, museum di Temanggung sangatlah penting karena museum dapat digunakan sebagai tempat pelestari dan dokumentasi kebudayaan. Museum yang diperlukan juga harus lebih menarik dan interaktif supaya memicu masyarakat untuk mengunjungi museum tersebut. Melalui konsep Culture to the Future ini, kedepannya museum bisa menjadi wadah pelestarian dan dokumentasi daerah sehingga sampai ke masa yang akan datang, kesenian-kesenian tersebut tetap bisa eksis dan dapat dipelajari lagi dan tidak akan punah oleh waktu, selain itu bisa mengerahkan generasi muda untuk melanjutkan kebudayaan tersebut. Selain itu, konsep pendukung yang diambil yaitu Living Prasasti. Living Prasasti ini menjelaskan museum yang menjelaskan kemakmuran rakyat Temanggung yang memiliki banyak sekali kebudayaan dan sumber daya alam yang melimpah, seperti yang tertulis di prasasti Wanua Tengah III yaitu tentang keadaan Temanggung yang gemah ripah loh jinawi.
Kata Kunci : Temanggung, Kebudayaan, Museum, Pelestarian, Prasasti