MALU MENJADI JAWA? PERUBAHAN POLA-POLA PENAMAAN ANAK DI DESA TROSO, KABUPATEN KLATEN, JAWATENGAH
KANIA LARASATI, Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si.
2018 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYANama adalah salah satu identitas penting untuk seseorang. Disamping sebagai identitas diri yang disematkan pada kartu identitas, nama juga menyimpan doa dan pengharapan dari pemberi nama untuk pembawa nama. Masing-masing etnis di Indonesia memiliki kekhasan nama tersendiri. Ketika melihat nama Batak atau Bali, orang sudah dapat mengenali nama mereka karena memiliki marga tersendiri. Masyarakat Jawa pun memiliki nama khasnya sendiri. Nama Jawa yang dikenal pendek dan sederhana semakin lama semakin menghilang dan tergantikan dengan nama-nama yang susah dieja oleh orang Jawa itu sendiri dan menjadi semakin panjang. Pola penamaan dalam masyarakat Jawa yang semakin berubah menjadi pola nama yang terdiri dari berbagai macam bahasa. Bahasa yang sering diambil dalam pemilihan nama selain Bahasa Jawa adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Pemilihan nama dapat menggambarkan ideologi dan harapan suatu masyarakat dalam orientasi kehidupan bermasyarakat. Dibalik suatu nama terdapat berbagai macam cerita dan pertimbangan yang diambil pemberi nama untuk pembawa nama. Nama juga melambangkan berbagai macam tanggungjawab dan sebuah hubungan sosial yang terbangun antara pemberi nama dan pembawa nama. Tulisan ini membahas mengenai tren pemilihan nama dan arti nama bagi pemberi dan pembawa nama, serta hal-hal yang mempengaruhi pemilihan nama pada masyarakat Jawa di Desa Troso. Pemilihan nama tersebut dikaji dari mulai bentuk bahasa dari nama dan penjabaran makna dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi pustak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kajian makna nama dalam perubahan pola nama dikarenakan adanya pengaruh-pengaruh dari organisasi sosial, ideologi, identitas personal, serta inti kebudayaan yang telah berubah dalam masyarakat Jawa. Hal-hal tersebut akan menunjukkan perubahan sosial dari akulturasi dan asimilasi budaya Jawa dengan budaya lain yang menjadi orientasi baru masyarakat Jawa sesuai dengan tren yang ada.
Name is the one of important identity for a person. Besides, being an identity pinned on an identitiy card, name also stores the prayer and hope of the name giver to bearer. Each ethnic in Indonesia have their own characteristic. When you see the name of Batak or Bali, people are able to recognize their origin because they have own marga in their society. Javanese have their distinctive name. Javanese names that are known short and simple. In addition, Javanese distinctive name are increasingly disappearing and replaced by names that are difficultfor spelling by the Javanese themselve and becomes longer. The pattern of naming in Javanese society is increasingly changing into a name pattern consisting of various languages. Javanese language is frequently taken in naming Javanese besaides Arabic and English. Name selection can draw ideology and hope from society in the orientation of commuinity life. Behind a name there are all sorts of stories and consideration that the name giver for the name bearer. The name also symbolizes various resposibilities and a social relationship that is established between the name giver and the name bearer. This paper discusses naming propensity and the meaning of name selection for thegiver and the bearer name. Furthermore, this paper influences naming in Javanese community in the village of Troso. This naming is studied from the start of the language form and the translation of meaning by using Roland Barthes’s semiotics theory. This research method uses qualitative method with data gathering technique through observations, interviews, and literary study. The result of this research shows that the meaning of name in the change of name pattern due to the influences of social organization, ideology, personal identity, and cultural core that has changed in Javanese society. These reasons show social changing from acculturation and assimilation in Javanese culture with other cultures that become new orientation of Javanese in accordance with existing trend.
Kata Kunci : Nama, Jawa, Makna, Perubahan