Laporkan Masalah

EKOWISATA MANGROVE TAHURA NGURAH RAI DENGAN PENDEKATAN ESTETIKA EKOLOGIS

I GUSTI AGUNG MADE YOGISWARA, Ir. Didik Kristiadi, MLA, MAUD.

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Hutan mangrove merupakan salah satu sumberdaya alam daerah pantai payau yang mempunyai fungsi produksi, perlindungan dan pelestarian alam. Luas hutan mangrove di seluruh Indonesia diperkirakan 4,25 juta hektar atau 3,98 % dari seluruh luas hutan Indonesia. Luasan tersebut terus mengalami penurunan akibat adanya konversi lahan hutan mangrove. Disamping itu hutan mangrove di Bali pada tahun 2012 terbentang seluas 2.215,5 hektar yang terbagi di wilayah Denpasar dan empat kabupaten lainnya. Saat ini keberadaan hutan mangrove masih menjadi tempat dengan fungsi sebagai pariwisata disamping pengelolaan terkait konservasi mangrove, belum adanya pengembangan fasilitas pariwisata yang dapat memenuhi kegiatan pengunjung hutan mangrove. Kegiatan yang dilakukan pengunjung yaitu masih sebatas berfoto, tracking, menanam bakau, dan fasilitas kuliner. Padahal masih banyak potensi alam hutan mangrove yang sebenarnya dapat bisa dikembangkan. Dari bermacam potensi ekosistem mangrove yang dapat dikembangkan, maka perencanaan Eko Wisata Mangrove dapat menjadi solusi dalam meningkatkan potensi dan menambah nilai dari ekosistem mangrove itu sendiri. Eko Wisata Mangrove adalah suatu kawasan hutan mangrove yang bukan hanya memiliki fungsi sebagai pelestarian alam, namun juga didalamnya terdapat unsur wisata alam dan edukasi dimana nantinya pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas hutan mangrove. Selain itu kawasan hutan mangrove ini juga dapat menjadi suatu pembelajaran ekologis bagi pengunjung terkait dengan berbagai aktifitas yang menunjang keberlangsungan dari hutan mangrove itu sendiri serta sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat Suwung Kauh. Eko Wisata Mangrove Tahura Ngurah Rai ini dirancang dengan pendekatan estetika ekologis yang menekankan pada prinsip-prinsip arsitektur sebagai obyek keindahan yang dinikmati melalui proses partisipasi dan adaptasi serta memungkinkan subjek berkreasi terhadap suatu ruang yang dibentuk. Penerapan konsep dengan pendekatan estetika ekologis diwujudkan juga dengan konsep lokalitas Bali agar desain memiliki lokalitas dan keunikannya tersendiri. Pembagian konsep ini merupakan suatu upaya untuk menyelesaikan permasalahan dan memaksimalkan potensi Ekosistem Mangrove dengan optimal.

Mangrove forest is one of the natural resources of the brackish coastal area that has the functions of production, regulation and conservation of nature. Mangrove forest area in Indonesia is estimated 4.25 million hectares or 3.98% of the total forest area of Indonesia. The area continues to decline due to the conversion of mangrove forest land. Besides that, mangrove forest in Bali in 2012 spans an area of 2,215.5 hectares which is divided in Denpasar and four other districts. Currently the existence of mangrove forest is still a place with a function as tourism in addition to management related to mangrove conservation, the lack of development of tourism facilities that can meet the activities of mangrove forest visitors. Activities that visitors are still limited to photograph, tracking, mangrove planting, and culinary facilities. Though still a lot of natural potential of mangrove forest that can actually be developed. From the various potentials of mangrove ecosystem that can be developed, the planning of Eco Tourism Mangrove can be a solution in increasing the potential and add value from the mangrove ecosystem itself. Eco Tourism Mangrove is a mangrove forest area that not only has a function as nature conservation, but also in it there are elements of nature tourism and education where the visitors will be able to enjoy various facilities related to mangrove forest activities. In addition, this mangrove forest area can also be an ecological learning for visitors associated with various activities that support the sustainability of the mangrove forest itself and as an effort to improve the economy of Suwung Kauh society. Eco Tourism Mangrove Tahura Ngurah Rai is designed with an ecological aesthetic approach that emphasizes the principles of architecture as objects of beauty enjoyed through the process of participation and adaptation and allows the subject to create a space created. Application of the concept with an ecological aesthetic approach is also realized with the concept of Bali locality for the design has its own locality and uniqueness. The division of this concept is an attempt to solve the problems and maximize the potential of Mangrove Ecosystem optimally.

Kata Kunci : Kata Kunci : Eko Wisata, Mangrove, Tahura Ngurah Rai, Konservasi, Edukasi, Rekreasi, Estetika Ekologis, Sanga Mandala

  1. S1-2018-364170-abstract.pdf  
  2. S1-2018-364170-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-364170-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-364170-title.pdf