JOGJA KEMBALI: Transfer Kekuasaan Sipil dan Militer dari Belanda ke Republik Indonesia, 1949
AAN RATMANTO, Dr. Mutiah Amini, M.Hum
2018 | Tesis | MAGISTER SEJARAHPenelitian tesis ini membahas episode akhir Revolusi Indonesia 1945-1949, terutama perihal penarikan tentara Belanda dari Daerah Istimewa Yogyakarta pada 24-30 Juni 1949. Peristiwa inilah yang kemudian diperingati sebagai Jogja Kembali. Selain itu, penelitian ini juga sekaligus sebagai suatu usaha membahas kerancuan pengertian apa itu Jogja Kembali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah kritis berupa tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini sebagaian besar menggunakan sumber primer koleksi Museum Perjuangan Mandala Bhakti Kodam IV/Diponegoro berupa dua bendel laporan Sri Sultan Hamenku Buwono IX sebagai bentuk tanggung-jawabnya atas pemberian mandat plein pouvoir dari Presiden Soekarno. Bundel pertama bertajuk Laporan Singkat Pekerdjaan Sub Committee I Delegasi Republik Indonesia Merangkap Menteri Negara Koordinator Keamanan Tahun 1949. Sementara, bundel kedua bertajuk Laporan Penarikan Tentara Keradjaan Belanda dari Daerah Istimewa Jogjakarta Tahun 1949. Hasil penelitian membuktikan bahwa Jogja Kembali adalah suatu peristiwa transfer kekuasaan sipil dan militer dari Belanda ke Republik Indonesia yang terjadi di Yogyakarta pada 24-30 Juni 1949. Transfer kekuasaan sipil direpresentasikan oleh peristiwa serah terima jawatan-jawatan sipil. Sementara transfer kekuasaan militer direpresentasikan oleh peristiwa penarikan tentara Belanda dari seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai penanda peristiwa ini, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengeluarkan Proklamasi 30 Juni 1949.
This thesis research discusses the final episode of Indonesian Revolution 1945-1949, especially concerning withdrawal of Dutch troops from Special Region of Yogyakarta on 24 - 30 June 1949. This event is then commemorated as Jogja Kembali. In addition, this research is also at the same time as an attempt to discuss the ambiguity of understanding what it is Jogja Kembali. The method used in this research is critical historical research method in the form of heuristic, verification, interpretation, and historiography. This research mostly uses primary source of collection of Museum Perjuangan Mandala Bhakti Kodam IV/Diponegoro in the form of two report bundles of Sri Sultan Hamengku Buwono IX as a form of responsibility for the giving of 'plein pouvoir' from President Soekarno. The first bundle, titled Laporan Singkat Pekerdjaan Sub Committee I Delegasi Republik Indonesia Merangkap Menteri Negara Koordinator Keamanan Tahun 1949. Meanwhile, the second bundle entitled Laporan Penarikan Tentara Keradjaan Belanda dari Daerah Istimewa Jogjakarta Tahun 1949. The results prove that Jogja Kembali was an event of transfer of civil and military power from the Dutch to the Republic of Indonesia which occurred in Yogyakarta on 24 - 30 June 1949. The transfer of civil power was represented by the event of the handover of the civil services. While the transfer of military power is represented by the event of withdrawal of Dutch troops from all over the Special Territory of Yogyakarta. As a marker of this event, Sri Sultan Hamengku Buwono IX issued Proclamation 30 June 1949.
Kata Kunci : Jogja Kembali, Penarikan Tentara Belanda, Transfer Kekuasan Sipil dan Militer