STUDI KASUS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT JEJARING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DIBAWAH DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
ACHMAD DIMAS P, Prof. dr Laksono Trisnantoro, MSc., Ph.D; dr. GuardianYoki Sanjaya, M.Hlth.Info
2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar Belakang. Dengan adanya kemajuan penggunaan teknologi informasi dan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Setiap rumah sakit dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien. Terbitnya PP No. 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, memposisikan RSUD sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah koordinasi Dinas Kesehatan. Jejaring Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dibawah Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi untuk menunjang kinerja pelayanan agar lebih lebih efektif dan efisien. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sistem informasi Jejaring RSUD di bawah Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam segi fungsionalitas, pengorganisasian, kualitas sistem, kualitas layanan sistem dan benefit sistem, rencana pengembangannya serta peran Dinas Kesehatan dalam memperkuat implementasi SIMRS di RSUD. Metode. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sampel pada penelitian ini adalah 1 orang koordinator IT Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 1 orang dari manajemen RSUD Kelas B dan 1 orang dari manajemen RSUD Kelas D, 1 orang pengelola IT di RSUD Kelas B dan 1 orang pengelola IT di RSUD Kelas D serta 1 orang pengguna SIMRS di RSUD Kelas B dan D. Penelitian dilakukan dengan observasi dan wawancara serta telaah dokumen. Hasil dan pembahasan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa fungsionalitas SIMRS di RSUD kelas B beragam, sementara untuk 19 RSUD Kelas D memiliki fungsionalitas yang sama dikembangkan sendiri oleh Tim IT yang difasilitasi Dinkes. Semua modul SIMRS yang digunakan masih bersifat front office. Kualitas sistem SIMRS di semua RSUD dan Dashboard EIS Dinkes sudah baik dan memadai. Kualitas layanan dari SIMRS sudah baik dengan respon time 15-30 menit terhadap unexpected downtime, back up data dilakukan 2 hari dan 2 minggu sekali. Dashboard EIS belum memuat data ketersediaan logistik dan laporan keuangan dari tiap RSUD. Benefit yang didapat dari implementasi SIMRS adalah mempercepat proses pelayanan, dan pengurangan biaya cetakan dan penggunaan kertas. Dinas Kesehatan sudah memiliki Masterplan pengembangan 5 tahun ke depan untuk RSUD Kelas D, RSUD Kelas B belum memiliki rencana pengembangan. Dinkes berperan sebagai induk organisasi Holding RSUD RSUD sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 65 Tahun 2016. Kesimpulan dan saran. Implementasi SIMRS jejaring RSUD dibawah Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sudah berjalan baik namun masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Dinkes harus lebih optimal dalam pemanfaatan data Dashboard EIS untuk berperan sebagai induk organisasi dari Holding RSUD yang melakukan pembinaan kepada RSUD. Dinas Kesehatan memfasilitasi pembuatan masterplan SIMRS RSUD. Dinas Kesehatan melakukan peningkatan kapasitas Dashboard, untuk meningkatkan utilisasi data dan pemberian feedback. Dinas Kesehatan meminimalisir gap dengan RSUD dengan membentuk tim pemanfaatan data SIMRS.
With the progress of the use of information technology and the enactment of the National Health Insurance (JKN). Each hospital is required to work effectively and efficiently. Publication of PP no. 18 of 2016 About Regional Devices, positioning RSUD as Technical Implementation Unit (UPT) under the coordination of Health Office. The network of Regional General Hospital (RSUD) under Health Office (Dinkes) of DKI Jakarta Province already has an integrated Hospital Management Information System to support the service performance to be more effective and efficient. This study aims to find out how the management of information systems Network RSUD under Health Office of DKI Jakarta Province in terms of functionality, organizing and the role of Health Office in strengthening SIMRS implementation in RSUD. This type of research is case study with qualitative approach. The sample in this research is 1 person of IT Coordinator of DKI Jakarta Provincial Health Office, 1 IT manager in RS B Class and 1 IT manager in RS D Class, 1 SIMRS (HIS) user in RSUD B and D, and 1 person management of RSUD Class B and D. Research is done by observation and interview and document review. The results showed that SIMRS functionality in class A and B hospitals varied, while for 19 RSUD D had the same functionality because it was developed by IT team facilitated by Healt Office. All HIS modules and the EIS dashboard are still front office. The organization of the RSUD Class A, B and D and Dinkes is under the Finance Section, Head of Sub Division and Planning of Financing. The role of Health Office in accordance with Governor Regulation No. 65 of 2016 on Management of Integration of RSUD / RSKD. Implementation of RSUD SIMRS network under DKI Jakarta Provincial Health Office has been running well but still needs further development. Dinkes should be more optimal in the utilization of Dashboard EIS data to serve as the holding organization of Holding RSUD conducting guidance to RSUD.
Kata Kunci : SIMRS, jejaring, RSUD, Dinas Kesehatan; SIMRS, network, RSUD, Health Office