Dinamika Konflik Pertambangan Emas Tumpang Pitu (Studi Kasus Desa Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur)
DIMAS SIGIT C, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, M.P.P., M.Sc.
2018 | Tesis | MAGISTER KETAHANAN NASIONALStudi pada penelitian ini ingin mengkaji lebih jauh mengenai konflik pertambangan emas Tumpang Pitu yang terjadi di Desa Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. fokus dalam penelitian ini ingin melihat bagaimana konflik yang awalnya laten kemudian berkembang menjadi konflik terbuka, serta bagaimana perkembangan konflik tersebut hingga upaya penyelesaian konflik yang telah dilakukan untuk mengatasi konflik. Untuk membaca konflik yang terjadi di Tumpang Pitu, penulis menggunakan pendekatan konflik kepentingan dan kebutuhan, serta menggunakan alat bantu analisis penahapan konflik dan alat analisis segitiga konflik Johan Galtung. Penggunaan alat bantu tersebut digunakan untuk mengurai penyebab-penyebab terjadinya konflik. Berikutnya untuk mengetahui upaya penyelesaian konflik yang sudah dilakukan penulis menggunakan alat bantu analisis the triangle of satisfaction Gary T. Furlong, untuk mengetahui respons dan kepuasan masing-masing pihak terhadap upaya penyelesaian konflik yang sudah pernah dilakukan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi langsung dilokasi penelitian dan dokumentasi. Simpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa Perbedaan persepsi akibat adanya kolaborasi yang terjadi antara aktor penguasa dan pengusaha yang terjadi dalam hubungan yang saling menguntungkan (patron-klien) telah menyebabkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat terhadap Gunung Tumpang Pitu menjadi terganggu. Pemberian izin pertambangan dan mengubah areal lindung Gunung Tumpang Pitu menjadi areal pertambangan telah semakin membuat masyarakat terpinggirkan. Melihat adanya dua kepentingan yang berbeda telah menghasilkan sikap dan perilaku masing-masing aktor menjadi berseberangan. Berdasarkan konsep the triangle of satisfaction tidak adanya kepuasan dan komitmen bersama dalam penyelesaian konflik di Tumpang Pitu telah membuat konflik semakin berlarut-larut.
This thesis focused in the conflict of Tumpang Pitu in Sumberagung Village, Banyuwangi, East Java. Further, this thesis tends to see how the originally latent background evolved into open conflict, as well as how the changes took place to resolve the conflict. In order to analyze the conflicts that occurred in Tumpang Pitu, the authors used needs and interest approaches, and phasing conflict analysis also Johan Galtung’s triangle conflict as analytical tools. The use of such tools is used to address the causes of the conflict. In order to identify the conflict resolution efforts that have been done, author using Gary T. Furlong’s the triangle of satisfaction analysis tool, to seek the response and satisfaction of each party. This research use qualitative research method with case study type. Data collections in this research done through interview method, direct observation and documentation. The conclusions of this study were conducted using differences that occurred between different individuals (patron-clients) with the needs and interests of the community at Tumpang Pitu Mountain. The legal permits of mining activity which contains moving and changing the protected area (Tumpang Pitu Mountain) marginalized people. The existence of two different interests has resulted in the attitude and behavior of each actor to the opposite. Based on the triangle of satisfaction concept, the lack of mutual satisfaction and commitment in resolving the conflict in Tumpang Pitu has made the conflict more protracted.
Kata Kunci : Konflik, Tumpang Pitu, Kontestasi Kepentingan, Resolusi Konflik