DETEKSI Rickettsia PADA BAHAN TERSIMPAN EKTOPARASIT TIKUS SEBAGAI KEWASPADAAN DINI POTENSI PENULARAN RICKETTSIOSIS DI KABUPATEN BANJARNEGARA

NOVA PRAMESTUTI, Dr. drh. Sitti Rahmah Umniyati, SU; Dr. Budi Mulyaningsih, Apt., MS

2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN TROPIS

Latar Belakang. Rickettsia merupakan bakteri gram negatif yang hidup secara obligat intraseluler dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia (rickettsiosis). Banjarnegara memiliki kondisi iklim dan ekologi yang mendukung kehidupan vektor dan reservoir dari rickettsiosis. Infeksi Rickettsia typhi pada pinjal tikus dan spotted fever group Rickettsia pada tungau tikus belum pernah dilaporkan di Banjarnegara. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan Rickettsia pada pinjal dan tungau tikus sebagai kewaspadaan dini penularan rickettsiosis di Kabupaten Banjarnegara. Metode. Sampel berupa ektoparasit tikus (pinjal dan tungau) yang tersimpan di Laboratorium Entomologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dari hasil penangkapan tikus pada beberapa wilayah di Kabupaten Banjarnegara pada Bulan September 2017. Ektoparasit yang tersimpan dalam alkohol 70% dibuat spesimen untuk identifikasi. Ektoparasit yang tersimpan dalam NaCl dikelompokkan berdasarkan spesies arthropoda (pinjal), spesies dan habitat inang (maksimum 10 ekor/vial) kemudian diperiksa keberadaan Rickettsia spp. pada pinjal dan tungau, Rickettsia typhi pada pinjal, dan spotted fever group Rickettsia pada tungau dengan Polymerase Chain Reaction. Hasil Penelitian. Xenopsylla cheopis dikoleksi dari Rattus tanezumi dan R. norvegicus, sedangkan Stivalius cognatus dari R. tiomanicus dan R. exulans. Laelaps echidninus dikoleksi dari R. tanezumi dan R. tiomanicus, sedangkan L. nuttalli dari R. exulans dan R. tiomanicus. Pinjal dan tungau tikus ditemukan terinfeksi Rickettsia spp. Spesies pinjal tikus yang terinfeksi R. typhi yaitu X. cheopis dengan minimum infection rate paling tinggi di Kutabanjarnegara sebesar 103,8. Kesimpulan. Potensi penularan murine typhus perlu diwaspadai di Banjarnegara dengan ditemukannya infeksi R. typhi pada pinjal X. cheopis.

Background. Rickettsia is an obligate intracellular gram-negative that can cause disease in humans (rickettsiosis). Banjarnegara is a regency in which climatic and ecologic conditions are favorable for maintaining reservoirs and vectors of rickettsiosis. Nevertheless, there is no data available on the presence of Rickettsia typhi in rat fleas and spotted fever group Rickettsia in rat mites. Objective. The aim of this study was to investigate the presence of Rickettsia spp. in fleas and mites as early warning of rickettsiosis transmission in Banjarnegara. Methods. Ectoparasite (flea and mite) samples were stored in Entomology Laboratorium of Research and Development Unit for Zoonosis Control, Banjarnegara. These samples were collected from rodent trapping in some area of Banjarnegara in September 2017. Ectoparasite preserved in 70% ethanol were eventually prepared onto slides for identification. Ectoparasite were preserved in sodium chloride pooled by arthropod species (flea), individual and habitat host animal (maximum 10 individuals per vial). The polymerase chain reaction technique was performed on ectoparasite to detect the presence of Rickettsia spp. in fleas and mites, Rickettsia typhi in fleas, and spotted fever group Rickettsia in mites. Results. The fleas Xenopsylla cheopis and Stivalius cognatus were retrieved from Rattus tanezumi and R. norvegicus, Stivalius cognatus from R. tiomanicus and R. exulans. The mites Laelaps echidninus and L. nuttalli were both collected from R. exulans and R. tiomanicus. Rickettsia spp. was detected in flea and mite pools. The high minimum infection rate of R. typhi was seen in X. cheopis on Kutabanjarnegara (103.8). Conclusions. Rickettsia typhi was detected in X. cheopis. It is important to be aware of the potential transmission for murine typhus in Banjarnegara.

Kata Kunci : Rickettsia, rat fleas, rat mites, rickettsiosis, Banjarnegara