PEKERJA MISKIN DI INDONESIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA
ELY USWATUN KASANAH, Ardyanto Fitrady, M.A, Ph.D
2018 | Tesis | Magister Ekonomika PembangunanBeberapa dekade terakhir, penanganan masalah ketenagakerjaan berfokus pada bagaimana mengurangi pengangguran, padahal pada saat seseorang mendapatkan pekerjaan tidak serta merta masalah ketenagakerjaan teratasi. Pengangguran seringkali dihubungkan dengan kemiskinan. Permasalahan penduduk miskin pada negara berkembang termasuk Indonesia bukanlah tidak adanya pekerjaan, namun pendapatan yang didapatkan dari pekerjaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Orang-orang yang bekerja tetapi masih berada dalam kategori miskin ini disebut dengan pekerja miskin (working poor). Penelitian ini bermaksud mengetahui karakteristik pekerja miskin di Indonesia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan pekerja miskin didominasi oleh laki-laki, berusia produktif, berstatus penah kawin, tinggal dalam rumah tangga dengan jumlah ART lebih dari 4 orang dan bukan satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga. Dalam hal pekerjaan, pekerja miskin lebih banyak didominasi oleh penduduk yang bekerja di sektor pertanian, tinggal di perdesaan dan bukan self employed dengan pendidikan rendah. Dengan menggunakan regresi probit, faktor yang berkontribusi terhadap kemiskinan pekerja adalah umur, jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin, status perkawinan, daerah tempat tinggal, jenis lapangan usaha, jam kerja, jumlah pencari nafkah dalam keluarga dan pendidikan. Marginal effect terbesar diberikan oleh faktor pendidikan, kemudian jenis lapangan usaha. Pekerja dengan pendidikan yang rendah memiliki risiko jauh lebih tinggi untuk jatuh dalam kemiskinan, begitu juga pekerja sektor pertanian dan pekerja yang tinggal dalam rumah tangga dengan banyak ART. Oleh karena itu, kebijakan diversifikasi pertanian, pelatihan pekerja, penggalakan kembali keluarga berencana dan mengurangi beban keuangan rumah tangga adalah beberapa implikasi yang dapat diambil Pemerintah dalam mengurangi lapisan pekerja miskin.
Over the last few decades, in handling employment issue has been focused on how to reduce the employment, whereas when someone gets a job the employment issue doesn't necessarily to be solved. Unemployment is often connected with poverty. The problem of poor people in the developing countries alike Indonesia isn't the unavailability of jobs, yet the income obtained from the jobs is not enough to meet its needs. People who work but are still categorized as poor is called with working poor. This study intends to describe about the characteristic of working poor in Indonesia and its influenced factors. The results performed that working poor is dominated by male at the productive age with married status living in the family with more than 4 family members and not only wage earner in the family. In term of employment, working poor is more dominated by people who work in agricultural sector, living in the village and not self employed with low education level. By using prohibit regression, the contributed factors to working poor are age, household size, gender, marital status, area of residence, type of business field, working hour, number of wage earner in the family and education. The biggest marginal effect is contributed by the low education which has higher risk of someone to fall in the poverty, likewise the workers in the agricultural sector and the workers living in the family with more family members. Therefore, policy on agricultural diversification, employee training, re-promoting family planning program and reducing household financial burden are some implications which can be taken by the government in reducing working poor.
Kata Kunci : kemiskinan, working poor, pekerja miskin, tenaga kerja, probit, poverty, working poor, labor