KISAH KI BALIGO DALAM SERAT HIKAYAT (SUNTINGAN, TERJEMAHAN, DAN PERBANDINGAN TEKS)
FARIDA YOHAN SARI , Arsanti Wulandari, S.S., M.Hum. ; Dra. Sumarsih, M.Hum.
2018 | Skripsi | S1 SASTRA JAWANaskah Serat Hikayat (SH) merupakan koleksi Perpustakaan Widya Pustaka Pura Pakualaman. Naskah SH ini terdapat dua naskah dengan kode 0425/PP/73 St. 76 (SH A atau teks utama) dan 0015/PP/73 St. 75 (disingkat SH B atau teks pembanding). Keduanya berbentuk macapat, beraksara Pegon dan berbahasa Jawa. SH berisi kisah dari tokoh-tokoh yang terkenal di agama Islam, disertai amanat yang berasal dari hadits dan Al-Quran. Penelitian ini menyajikan suntingan, terjemahan dan perbandingan teks. Adapun suntingan teks menggunakan metode perbaikan bacaan. Terjemahan teks menggunakan metode kombinasi antara metode terjemahan kata demi kata, harfiah dan bebas. Suntingan dan terjemahan mengacu pada teks Ki Baligo. Perbandingan teks meliputi perbandingan tembung dan tembang. Berdasarkan tarikh penulisan naskah, menunjukkan bahwa naskah SH A lebih muda daripada SH B. Sehingga, kondisi fisik naskah SH A lebih baik daripada SH B. Berdasarkan hasil perbandingan tembung, beberapa variasi tembung pada teks SH yaitu: (1) variasi karena tradisi; (2) variasi pelafalan; (3) variasi susunan kalimat; dan (4) variasi pronomina. Dari banyaknya variasi tembung, menunjukkan bahwa penyalinan naskah SH menuntut kreativitas pengarang. Sedangkan dari hasil perbandingan tembang terlihat adanya perluasan penceritaan yang ditunjukkan dengan perbedaan jumlah bait dan jumlah pupuh. Amanat tersurat yang disampaikan oleh pengarang pada teks Ki Baligo, khusus ditujukan kepada raja atau pemimpin negara agar: (a) Jangan berbuat aniaya dan hianat; (b) Jangan sombong; (c) Saling mengajak pada kebaikan. Adapun amanat yang tersirat di dalam teks ditujukan pada masyarakat umum agar (a) memiliki keyakinan tauhid; (b) Pantang menyerah; dan (c) Memiliki daya juang yang tinggi. Apabila kita memiliki karakter-karakter tersebut, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia hingga di akhirat.
The manuscript of Serat Hikayat (SH) is a collection of Widya Pustaka Pura Pakualaman (PP) Yogyakarta. There are two manuscript of SH stored in PP, with the collection code 0425/PP/73 St. 76 (called SH A or main text) and 0015/PP/73 St. 75 (called SH B or comparative text). Both are macapat-shaped manuscripts, Pegon-lettering and Javanese-speaking. SH contains stories and messages from the hadits and Quran. This study presents script edits (present with textual criticism methods), translations (with a combination of word-for-word, literal, and free translation) and text comparison (using tembung and tembang comparison methods). Edits and translations methods referring to the story of Ki Baligo. Based on results of text comparison, it seen that SH A is younger than SH B. So, manuscripts physic of SH A is better than SH B. Based on result of tembung comparison, there are some variations of tembung: (1) variations of tradition; (2) variations of pronouncation; (3) exchange of sentences; and (4) variations of pronouns. Because of the many variations of tembung, it shows that the process of copying the manuscript demands on the authors creativity. While based on result of tembang comparison, it shows that there is an extension of story-telling. On the story of Ki Baligo, the author of the manuscript gives the king some mandates: (1) dont be oppression and treasonous to people and to the God; (2) dont be arrogant; and (3) invite each other for the good. He also gives a mandate for us to have a belief in tauhid, have an unyielding character, and must make great effort to reach the great ideals. If we have there characters, we will obtain the happiness in the world and the hereafter.
Kata Kunci : Serat Hikayat, naskah Pegon, Kisah Ki Baligo, suntingan, terjemahan, perbandingan teks