Perbandingan Kualitas Sperma Epididimis Kalkun pada Suhu Transportasi 37 Derajat Celcius dan Suhu Es

RIANA SRI HASTUTI, drh. Sri Gustari, MP.

2018 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Spermatozoa epididimis dapat dikoleksi untuk tujuan konservasi satwa yang hampir punah. Sampel perlu dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan, namun suhu transportasi sampel optimal belum diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas spermatozoa pada suhu transportasi 37 derajat celcius dan suhu es. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 testis kalkun (Meleagris gallopavo). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalkun disembelih, testis diambil kemudian dimasukkan ke dalam termos air bersuhu 37 derajat dan termos es. Sampel testis dibawa menuju Laboratorium Reproduksi dan Kebidanan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Sperma dikoleksi dari epididimis dengan teknik diurut. Penilaian sperma kalkun dilakukan secara mikroskopis meliputi motilitas, viabilitas, dan morfologi abnormal. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji t (independent sample t-test) pada program SPSS 24.00. Hasil rata-rata motilitas spermatozoa pada suhu tranportasi 37 derajat celcius dan suhu es menunjukkan perbedaan signifikan (P<0,05) yaitu 27,00 plus minus 4,47% dan 9,00 plus minus 4,18%. Rata-rata viabilitas spermatozoa pada suhu 37 derajat celcius dan suhu es menunjukkan perbedaan signifikan (P<0,05) yaitu 88,00 plus minus 7,18% dan 74,80 plus minus 3,11%. Rata-rata morfologi abnormal spermatozoa pada suhu 37 derajat celcius dan suhu es menunjukkan perbedaan signifikan (P<0,05) yaitu 12,28 plus minus 5,54% dan 59,8 plus minus 14,46%. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa suhu transportasi testis mempengaruhi kualitas spermatozoa. Kualitas spermatozoa lebih baik pada suhu transportasi 37 derajat celcius dibandingkan suhu es.

Epididymis sperm can be collected for animal conservation. Sample must be brought to the laboratory for sperm evaluation. The appropriate sample transport temperature still unknown, therefore this research was conducted to study the difference of epidydimal sperm after transported in 37 celcius degree and ice temperature. The materials were 10 testis of turkeys (Meleagris gallopavo). The method used was turkey slaughtered, testis was taken and placed to 37 celcius degree water thermos and ice thermos, then it be brought to Laboratory of Reproduction and Obstetrics Faculty of Veterinary Medicine Universitas Gadjah Mada. Sperm was collected from epididymis. Evaluation of sperm was done microscopically include motility, viability, and abnormal morphology. The data was analyzed statistically using independent sample t-test on SPSS 24.00 program. The result of the sperm motility average of transport temperature 37 celcius degree and ice temperature showed significant difference (P<0,05), 27,00 plus minus 4,47% and 9,00 plus minus 4,18%. The sperm viability average of transport temperature 37 celcius degree and ice temperature showed significant difference (P<0,05), 88,00 plus minus 7,18% and 74,80 plus minus 3,11%. The sperm abnormal morphology average of transport temperature 37 celcius degree and ice temperature showed significant difference (P<0,05), 12,28 plus minus 5,54% and 59,8 plus minus 14,46%. It can be concluded that transport temperature of testis affects sperm quality. The sperm quality which was transported in 37 celcius degree was better than ice temperature.

Kata Kunci : Epididimis, Kalkun, Kualitas Spermatozoa, Suhu Transportasi