ANALISIS KAPASITAS KAMAR BEDAH BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MULIA BANJARMASIN

Hariadi Widodo, Kuncoro Harto Widodo, Dr, STP, M. Eng; Endro Basuki, dr, Sp. BS, M.Kes.

2010 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Instalasi bedah sentral (IBS) RSU Sari Mulia Banjarmasin memiliki 3 kamar bedah yang mempunyai fungsi yang berbeda. Kamar bedah 1 dan 2 digunakan untuk 9 jenis pembedahan dan kamar bedah 3 dipergunakan khusus untuk bedah mata. Berdasarkan data jumlah pasien yang dimiliki unit IBS, jumlah pasien bedah mengalami peningkatan dari 1355 orang pada tahun 2007 menjadi 1552 orang pada tahun 2008. Perencanaan kapasitas kamar bedah baru diperlukan satu teknik peramalan dengan menggunakan metode time series sehingga dapat diketahui pula tingkat utilitas dan kapasitas pengguna kamar bedah. Tujuan: Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persiapan kamar bedah baru berdasarkan peramalan permintaan, tingkat utilitas dan kapasitas penggunaan kamar bedah baru di unit IBS RSU Sari Mulia Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan data sekunder yang merupakan data historis dan wawancara. Penelitian dilaksanakan pada 17 Juli 2009 sampai dengan 22 Oktober 2009 yang dilakukan di unit IBS RSU Sari Mulia Banjarmasin. Hasil: Unit IBS RSU Sari Mulia Banjarmasin mempunyai luas 3 kamar bedah. Luas ketiga kamar bedah tersebut belum memenuhi ukuran standar kamar bedah; SDM dokter Spesialis sebanyak 20 orang dan perawat di unit IBS sebanyak 9 orang. Hasil peramalan jumlah pasien bedah selama 30 bulan sebesar 4504 pasien dengan nilai MAD sebesar 14,16. Model linear regresion merupakan model terbaik dalam melakukan peramalan di unit IBS. Berdasarkan perkiraan jumlah pasien tersebut maka tingkat utilitas 3 kamar bedah sebesar 2 pasien/hari. Tingkat utilitas 4 dan 5 kamar bedah sebesar 1 pasien/hari. Kapasitas penggunaan kamar bedah di unit IBS sebanyak 4 pasien/hari. Penentu kapasitas yang efektif di unit IBS meliputi faktor fasilitas, faktor produk atau servis, faktor proses, faktor pertimbangan manusia (SDM), faktor operasional, dan faktor eksternal. Kesimpulan: Teknik peramalan yang paling baik untuk meramalkan jumlah pasien bedah adalah model linear regresion. Tingkat utilitas 3 kamar bedah di unit IBS RSU Sari Mulia Banjarmasin adalah 2 pasien/hari. Kapasitas pengguna kamar bedah adalah 4 pasien/hari. Penentu kapasitas yang efektif meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas di uni IBS lebih mengarah untuk peningkatan kualitas dan pengembangan kamar bedah di unit IBS baru perlu memperhatikan ke 6 faktor tersebut.

Background: The Central Surgery Installation (CSI) in Public Hospital Sari Mulia Banjarmasin has three operating rooms with different functions. The operating rooms 1 and 2 are used for nine types of surgery, while the operating room 3 is particularly used for eye surgery. From data on number of patient in the CSI unit, number of surgery patient increased from 1,355 in 2007 to 1,552 in 2008. The capacity planning of new operating rooms will require a forecasting technique with a time series method, so both utility level and operating room capacity can be recognized. Purpose: This study is to analyze new operating room preparation on the base of demand forecasting, utility level, and operating room capacity in the CSI unit of Public Hospital Sari Mulia Banjarmasin. Method: A case study was conducted with secondary (historical) data and primary data obtained by interview with phycians and management as the respondents. It was conducted from July, 17 2009 to October, 22 2009 in the CSI unit of Public Hospital Sari Mulia Banjarmasin. Result: The CSI Unit of Public Hospital Sari Mulia Banjarmasin had three operating rooms. However, the width of the three operating rooms did not meet the standard size of surgery room; human resources available in the CSI unit of the hospital were 20 specialist doctors and nine nurses. Result of the forecasting of surgery patient number for last 30 months was 4.504 with the MAD value of 14.16. A linear regresion model was the best model in forecasting the patient number in the CSI unit. Based on the forecasting of patient number, it can be concluded that the utility level of the three operating rooms was 2 patient/day. The utility level of 4 and 5 operating rooms was 1 patient/day. The operating room capacity in the CSI unit was four patients/day. The determinants of effective capacity at the CSI unit included facility, product or service, process, human resource, operation, and external factors. Conclusion: The best technique of forecasting the surgery patient number was a linear regresion model. The level of three operating rooms utility in the CSI unit of Public Hospital Sari Mulia Banjarmasin was 2 patients/day. The operating room capacity was four patients/day. The determinants of the CSI unit capacity tended to lead to quality improvement and the extension of operating room in the CSI unit should consider the six factors.

Kata Kunci : instalasi bedah sentral, perencanaan kapasitas, peramalan, time series, utilitas, kapasitas, penentu kapasitas