ANALISIS KETIDAKTERCAPAIAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI SUMATERA BARAT

DIAN SRI ANDRIANI, Dr. Agus Joko Pitoyo, M.A; Dr. Evita Hanie Pangaribowo, M.IDEC

2018 | Tesis | S2 Kependudukan

Beban ketergantungan yang masih berada di atas angka 50 hingga tahun 2035 telah menyebabkan Sumatera Barat tidak dapat meraih bonus demografi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh dinamika demografi yang berdampak pada pergeseran struktur umur penduduk Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika demografi serta menemukenali faktor penjelas yang mempengaruhi terjadinya dinamika demografi tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menelaah isi dokumen kebijakan kependudukan, yaitu RPJMD Sumatera Barat periode 2016-2021. Jenis penelitian ini adalah deskriptif berbasis data sekunder, hasil publikasi Badan Pusat Statistik. Data dianalisis secara time series dari tahun 1971 hingga 2015 dengan pendekatan historis. Adapun fokus penelitian ini adalah data terkait variabel demografi dan non demografi yang mempengaruhi beban ketergantungan sebagai parameter potensi bonus demografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren IMR dan CMR turun secara drastis bahkan sudah mengindikasikan akhir masa transisi demografi. Namun, penurunan mortalitas tersebut tidak diiringi dengan penurunan fertilitas yang signifikan sehingga beban ketergantungan penduduk muda masih tinggi. Kondisi ini diperparah dengan angka migrasi neto yang konsisten minus di setiap periode sehingga proporsi penduduk produktif tidak mengalami penambahan yang berarti. Pemakaian alat kontrasepsi merupakan faktor penjelas mempengaruhi tingginya fertilitas, sedangkan migrasi penduduk keluar daerah dilatarbelakangi oleh adanya tradisi merantau. Kebijakan kependudukan yang dirumuskan oleh pemerintah sudah relevan dengan kondisi demografi di Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat dari aspek pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk yang telah dirumuskan sebagai indikator kebijakan. Sementara itu, melalui peningkatan kualitas penduduk di bidang kesehatan, pendidikan, dan perluasan lapangan kerja diharapkan dapat menekan jumlah penduduk yang bermigrasi keluar daerah.

The dependency ratio of West Sumatera that is still above 50 until 2035 has made it unable to reach the demographic dividend. It is influenced by the demographic dynamics that impacts the shift of West Sumatera age structure. This research aims to analyze the demographic dynamics and figure out its explanatory factors. Besides, this research also aims to study the content of population policy documents written in the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of West Sumatra 2016-2021. The analysis is based on secondary data published by the Central Bureau of Statistics. The data were analyzed in time series from 1971 to 2015 with historical approach. This research mainly discussed the data related to both demographic and non-demographic variables that influenced the dependency ratio as a parameter of demographic dividend potency. The results show that IMR and CMR decreased drastically, even indicated the end of the demographic transition period. However, the decrease in mortality was not significantly followed by the decrease in fertility hence the youth dependency ratio was still high. The use of contraceptives was considered to be its explanatory factor. This condition was worsened by the net migration rate consistently minus in each period, causing the proportion of working age population not to increase significantly. The migration was motivated by the tradition of merantau. The population policies formulated by the government were already relevant to demographic conditions in West Sumatera, observed from the population quantity control and quality improvement aspects that had been defined as the policy indicators. Meanwhile, the improvement of population quality in health and education as well as expansion of employment opportunities are expected to reduce the number of out-migration.

Kata Kunci : mortalitas, fertilitas, migrasi, beban ketergantungan, bonus demografi