ANALISIS STRUKTUR BIAYA LOGISTIK PADA KOMODITAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) UNTUK PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK (Studi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah)
RENDAYU JONDA N, Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE; Dr. Mirwan Ushada, STP, M.App.Life Sc.
2018 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANSalah satu komoditas hortikultura unggulan di Indonesia khususnya Kabupaten Wonosobo adalah kentang (Solanum tuberosum L.). Namun, trend produktivitas kentang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan logistiknya tinggi. Observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa biaya logistik memengaruhi tingkat profitabilitas dalam keadilan supply chain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi aktivitas logistik pada setiap tier rantai pasok kentang di Wonosobo, Jawa Tengah, menganalisis struktur biaya logistik setiap tier rantai pasok kentang berdasarkan aktivitas logistiknya, menghitung profit margin di setiap tier rantai pasok kentang, dan menyusun strategi keberlanjutan rantai pasok kentang ditinjau dari aktivitas logistik, perhitungan biaya logistik, dan profit margin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah snowball sampling melalui indepth interview kepada pelaku rantai pasok kentang yang terdiri dari petani, pengepul, pedagang besar, dan pengecer yang ditemui di lokasi penelitian. Lokasi penelitian di Wonosobo, Jawa Tengah dilakukan dengan cara convenience sampling meliputi Kecamatan Kejajar, Garung, Kalikajar, dan Kertek. Dari hasil penelitian, diperoleh 48 responden yang terdiri dari 18 petani, 8 pengepul, 12 pedagang besar, dan 10 pengecer. Proporsi biaya logistik diurutkan dari biaya terbesar adalah biaya pengadaan sebesar 51,04%, biaya saat di lahan sebesar 16,40%, biaya transportasi sebesar 14,58%, biaya penanganan bahan sebesar 10,23%, biaya penyimpanan sebesar 7,31%, biaya pemeliharaan sebesar 0,28%, dan biaya informasi sebesar 0,15%. Nilai rasio profit margin, yang dihitung berdasarkan keuntungan dibandingkan total biaya logistik, menunjukan keadilan dalam supply chain, pada tingkat petani sebesar 1,004, pengepul sebesar 0,108, pedagang besar sebesar 0,028, dan pengecer sebesar 1,562. Strategi keberlanjutan rantai pasok kentang pada tier petani meliputi pengurangan pupuk dan pestisida kimia, melakukan penanaman secara rotasi, dan optimalisasi sumber daya lahan, pada tier pengepul perlu dilakukan sortasi sesuai spesifikasi, pada tier pedagang besar perlu memaksimalkan kapasitas kendaraan dan estimasi jarak rute perjalanan, dan pada tier pengecer perlu menambah kuantitas penjualan kentang dan melakukan sortasi berdasarkan mutu kentang.
One of the leading horticultural commodities in Indonesia, especially Wonosobo Regency is potato (Solanum tuberosum l.). However, the trend of potato productivity is declined. It is caused by the high logistis costs. The observation showed that the logistics cost affect the profitability level within fairness in supply chain. The purpose of this research is to identify the logistic activities in each tier, to analyze the logistics cost structure in each tier based on its activities, to calculate the profit margin in each tier, and to arrange the sustainable supply chain strategy through logistic activities, logistics cost structure, and the profit margin. The snowball sampling was used through indepth interview to potato supply chain’s doer consist of farmers, collectors, wholesalers, and retailers. The research is located in Wonosobo, Central Java, it was determined by convenience sampling includes sub district of Kejajar, Garung, Kalikajar, and Kertek. The number of respondents were 48 respondents; consist of 18 farmers, 8 collectors, 12 traders, and 10 retailers. The proportion which was ordered from the largest logistics cost were procurement costs (51.04%), on-farm costs (16.40%), transportation costs (14.58%), material handling costs (10.23%), inventory costs (7.31%), maintenance costs (0.28%), and information costs (0.15%). The profit margin ratio can be calculated by dividing revenue by logistics cost, it indicated the fairness in supply chain, at the level of farmers was 1.004, collectors was 0.108, wholesalers was 0.028, and retailers was 1.562. Sustainable supply chain strategy of potato commodity on farmer includes reduction of fertilizers and chemical pesticides, do the crop rotation, and land resources optimization. The collectors need to do sorting according to the specifications. The wholesalers need to maximize the capacity of the vehicle and the estimation of the distance of the route. The retailers need to increase the sales quantity of potatoes and doing sorting based on the quality of potato.
Kata Kunci : kentang, profit margin, rantai pasok, struktur biaya logistik