Konsep Maskulinitas Dalam "Kustom Kulture" di Yogyakarta: Sebuah Tinjauan Teori Distingsi Pierre Bourdieu

CENDANA, Dr. Hastanti Widy Nugroho

2018 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Penelitian ini berangkat dari fenomena Kustom Kulture di Yogyakarta dan dinamika yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini mengkaji bagaimana identitas maskulin dibentuk dalam fenomena Kustom Kulture. Kemudian menggali lebih dalam apa yang menjadi prinsip maskulinitas dalam Kustom Kulture, bagaimana proses distingsi diaplikasikan dalam upaya mengkonstruksi citra maskulin dari para pelaku Kustom Kulture, serta menggali bahwa melalui upaya distingsi, citra maskulin pada Kustom Kulture berhasil terbentuk. Maskulinitas dalam Kustom Kulture terwujud dalam pilihan selera motor dalam berkendara yang menggambarkan identitas diri. Kajian ini merupakan kajian kualitatif mengenai fenomena aktual. Data kualitatif diolah dari penelitian lapangan. Terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengambilan data seperti merumuskan pertanyaan, wawancara, penentuan responden, dan pengolahan data wawancara. Wawancara dilakukan dengan memilih responden berdasarkan teknik pengambilan sampel Purpossive Sampling. Simpulan yang dihasilkan dari kajian tersebut adalah Kustom Kulture membentuk habitus rasa perbedaan pada pelaku yang akhirnya membentuk selera dalam melakukan proses custom. Putusan memilih model custom berdasarkan selera yang sesuai identitas khas diri. Maskulinitas dalam Kustom Kulture terlihat pada proses custom mulai dari fase awal hingga akhir. Terdapat nilai maskulinitas yang ditonjolkan oleh para pelaku yaitu, pertama, adanya keberanian untuk menembus resiko yang muncul dalam proses custom seperti besarnya biaya, terbuangnya waktu, hingga pendapat orang lain. Kedua, ada upaya untuk mencari pengakuan dari orang lain dalam berkendara.

This research is on the phenomenon of Kustom Kulture in Yogyakarta and the dynamics that is within said culture. This research will inquire on how masculine identity is shaped inside of the Kustom Kulture phenomenon. Then try to understand what becomes the principal value of masculinity inside of Kustom Kulture, how the process of distinction happens in the construction of a masculine self image of the people involved in Kustom Kulture, also to understand that through distinction, the image of masculinity of Kustom Kulture is successfully shaped. Masculinity inside of Kustom Kulture is materialized through the choice of the motorcycle that represents self identity. This is a qualitative research on actual phenomenon. The qualitative data is processed from field researches. There are steps in the process of data collecting including formulating questions, interviews, choosing respondents, and processing interview data. Interviews are don by selecting respondents based on the sampling technique called purpossive sampling. The conclusion that comes out of this research is that Kustom Kulture shapes the habitus of the feeling of difference inside of the people involved in it, which in turn shapes their tastes in partaking in the custom process. The decision to use the custom model based on taste and a distinctive self identity. Masculinity inside of Kustom Kulture is seen from the early phases up to the end in the custom process. There exists masculine values which are highlighted by the people involved inside of it, first, a sense of courage to face the risks that come out of the custom process like cost, lost of time, even what other people think. Secondly, an effort to have recognition from other people in riding motorcycles.

Kata Kunci : Distingsi, Kustom Kulture, Maskulinitas, Habitus