Laporkan Masalah

Strategi Pengembangan Kelembagaan pada Desa Wisata Mandiri sebagai Institusi Inovatif Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

IRMANINGSIH PUDYASTUTI, Dr. Krisdyatmiko.S.Sos., M.Si.

2018 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Desa wisata menjadi trend pariwisata pasca tahun 2000. Desa wisata menjadi salah satu dari sekian model pembangunan masyarakat pedesaan yang mampu menimbulkan multiplier effect positif di berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial-budaya. Hal ini menjadi upaya percepatan pembangunan pedesaan. Sayangnya tidak semua desa wisata menuai keberhasilan, beberapa desa wisata justru macet atau bahkan mati suri. Maka dari itu, dibutuhkan strategi untuk mengembangkan institusi pengelola desa wisata untuk memetik manfaat darinya. Penelitian ini membahas desa wisata sebagai salah satu bentuk inovasi institusi beserta strategi mengembangkannya menuju desa wisata mandiri. Peneliti menggunakan perspektif discursive institutionalism dengan beberapa konsep seperti strategi kelembagaan, inovasi, good tourism governance, praktik sosial untuk mengkerangkai fenomena ini. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan unit analisis satuan geografis yakni Desa Wisata Pentingsari. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan pengumpulan materi audiovisual. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive dan snowball. Aspek analisis dalam penelitian ini adalah pada proses adopsi inovasi dan strategi pengembangan institusi Desa Wisata Pentingsari. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi Desa Wisata Pentingsari sebagai institusi mampu memadukan unsur sosial dan ekonomi sehingga berkarakteristi campuran. Tidak sekedar berorientasi profit secara ekonomi namun mengadopsinya kedalam nilai-nilai sosial-budaya yang ada di dalam masyarakat. Keberadaan para aktor penggerak yang powerful menjadi kunci berjalannya institusi. Tindakan yang dilakukan para aktor dipengaruhi oleh habitus, modal, dan ranah dimana mereka melakukam praktik. Pemilu menjadi salah satu inovasi yang dihasilkan dari proses dialektis dalam proses pengembangan institusi. Selebihnya, interaksi memadukan aspek sosial dan ekonomi justru terjadi pada ruang diskursus, dimana ide-ide saling berdialektika untuk mencari jalan terbaik. Dari ruang dialektik dan diskursus tersebut, berbagai inovasi dilahirkan dan terus diresproduksi. Hal ini menjadi strategi yang ditempuh masyarakat. Institusi desa wisata menjadi wadah sekaligus diskursus itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat dilaksakan dengan pendekatan adaptif akulturatif. Pada tahap perencanaan, agents dan masyarakat bersama-sama merancang pemikiran pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat. Pada pelaksanaannya masyarakat dibebaskan untuk memilih, apakah akan ikut terlibat dengan program yang dirancang untuk mereka atau tidak. Pola kemitraan yang tercipta adalah tipe accomodating. Keberadaan institusi baru ini memberikan ruang untuk mencapai tujuan yang belum terakomodasi. Pada prosesnya hal ini mendapat support dari pemerintah dan swasta sehingga tujuan yang hendak tercapai dapat terakomodasi.

Tourism village is a tourism trend after 2000. Tourism village is one of many rural community development models that can generate positive multiplier effects in various fields such as economy, education, and socio-culture. This is an effort to accelerate rural development. Unfortunately not all tourist villages reap success, some tourist villages actually stuck or even suspended animation. Therefore, a strategy is needed to develop a village tourism management institution to benefit from it. This study discusses the tourism village as one of the forms of institutional innovation along with the strategy of developing it towards independent tourism village. Researcher use discursive intitutionalism perspective with several concepts such as institutional strategy, innovation, good tourism governance, social practices to frame this phenomenon. The method used in this study is qualitative descriptive, and the analysis unit is the geographical unit that is Desa Wsiata Pentingsari. The process of collecting data was done by observation techniques, in-depth interviews, documentation, and audiovisual material collection. Informant determination was done by purposive technique and snowball. Aspects of analysis in this study is on the process of adoption of innovation and institutional development strategy of Desa Wisata Pentingsari. This research succeeded in identifying Desa Wisata Pentingsari as an institution capable of combining social and economic elements, so that character is blended. Not only profit-oriented economically but also can adopt it into socio-cultural values that exist in society. The powerful actors is the key to the institution's running. Actions by actors are influenced by the habitus, capital, and domain in which they practice. Elections become innovations resulting from a dialectical process in the process of institutional development. Furthermore, the interaction combines the social and economic aspects precisely occurs in the discourse space, where ideas are mutually dialogical to find the best way. From these dialectical and discourse space, innovations are born and to be continue reproduced. This is the strategy the community pursues. The village tourism institution becomes the space as well as the discourse itself. The community empowerment is implemented through an acculturative-adaptive approach. At the planning stage, agent and communities devise the development thinking which they are needed. In practice, people are given the authority to decide their involvement in the programs designed for them. The accommodating type is resulted from the partnership pattern. This new institution provides space to achieve their goals that have not been accommodated. The government and private sector also give their support in the process in order to ensure their goals can get accomodated.

Kata Kunci : Desa Wisata, Discursive Institutionalism, Inovasi, Good Tourism Governance

  1. S1-2018-347756-abstract.pdf  
  2. S1-2018-347756-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-347756-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-347756-title.pdf