Laporkan Masalah

PEMAKNAAN PERNIKAHAN DINI DAN STRATEGI MEMPERTAHANKANNYA (Studi Kasus Pada Perempuan dengan Usia Pernikahan Dibawah Umur di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul)

ESTRIYANA DWI CAHYANI, Prof.Dr. Partini,S.U.

2018 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Pernikahan merupakan salah satu tahap transformasi kehidupan dimana individu dihadapkan pada tanggungjawab dan kebutuhan baru yang pastinya lebih kompleks. Karena itulah pernikahan dianggap sebagai suatu ikatan yang suci dan sakral. Maka dari itu, dibutuhkan kesiapan yang matang untuk menikah baik secara fisik, mental, maupun material. Namun sangat ironis, pernikahan yang penuh dengan tanggungjawab dan kebutuhan tersebut justru dijalani oleh mereka yang belum siap yakni para remaja belia. Penelitian ini menitik beratkan pada konstruksi yang berkembang di masyarakat Desa Purwodadi Kecamatan Tepus terkait dengan pernikahan dini yang dialami oleh remaja perempuan. Konstruksi yang dimaksud adalah berupa pemaknaan dari orangtua dan pelaku pernikahan dini. Analisis sosiologis yang ditampilkan dalam penelitian ini adalah Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Teori Pertukaran Sosial Peter Blau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal. Metode tersebut dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kasus pernikahan dini yang terjadi pada perempuan di Desa Purwodadi Kecamatan Tepus. Perempuan pelaku pernikahan dini menjadi informan utama dalam penelitian ini dan dilengkapi dengan wawancara informan pendukung yaitu orangtua dan petugas KUA. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi dan partisipasi ke dalam kehidupan subjek penelitian. Sehingga peneliti dapat memperoleh data yang valid dan mampu mendeskripsikan fenomena yang terjadi secara lebih komprehensif. Temuan penelitian ini adalah pemaknaan pernikahan dini sebagai solusi dari kemiskinan dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Masyarakat di Desa Purwodadi melalui orangtua dan anak perempuan sama-sama memaknai perempuan sebagai beban ekonomi keluarga. Oleh karena itu pernikahan dini dianggap sebagai solusi untuk keluar dari masalah ekonomi keluarga karena setelah menikah perempuan menjadi tanggungjawab suami. Selain karena faktor ekonomi, pernikahan dini juga dimaknai sebagai solusi bagi permasalahan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Pernikahan dini dianggap dapat melindungi perempuan dari sanksi sosial akibat KTD. Pemaknaan yang demikian membawa perempuan pada dampak-dampak yang muncul karena pernikahan dini. Dampak tersebut antara lain problem kesehatan reproduksi, pemutusan pendidikan, keberlanjutan kemiskinan, serta perceraian. Dari adanya dampak tersebut maka perempuan pada akhirnya memiliki strategi bertahan untuk mempertahankan pernikahannya dengan pemahaman kesehatan reproduksi, pembagian peran, dan tinggal bersama orangtua.

Marriage is one of the transforming steps in life in which individuals face more complex responsibilities and needs. That is why many believe that marriage is a sacred and pure bond. Thus, in order to achieve the said bond, it requires a thorough physical, mental, and financial preparation. Ironically, the marriage that is supposed to be full of responsibilities and necessities is carried out by underage individuals, which are teenagers. This research emphasizes on the social construct of the society in Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus in relation with the Underage marriage experienced by female teenagers. In this case, the social construct is in the form of meaning from the parents and the brides-to-be. The sociological analysis in this research is based on the Theory of Social Construct by Peter L. Berger and the Theory of Social Exchange by Peter Blau. This study employs the qualitative method with the approach of case study. The method is used to explore the cases of Underage marriage experienced by young women in Desa Purwodadi. Women in this early age marriage case become main interviewes for this research including interview with interviewes supports which are parents and officer from office religious affairs. Moreover, the present writer is doing the observation by taking participation in the daily life of the research subjects. From that, the present writer is able to take the valid data and give a detailed description of the phenomenon. The result of this study shows that Underage marriage is perceived as the solution to poverty and unwanted pregnancy (Kehamilan Tidak Diinginkan or KTD). The society, in this case represented by parents and the daughters, sees daughters as the economic burden in the family. Thus, Underage marriage is believed as the solution to economic problem in the family since the women will become the husbands responsibility after marriage. Beside the financial factor, Underage marriage is also perceived as the prevention to the problem of unwanted pregnancy (KTD). It is regarded to be able to protect the women from social punishment caused by KTD. This kind of meaning leads women to the impacts surfacing from the Underage continuous poverty, and divorce. From the impact its known that women have strategy to survive maintain marriage with understanding of reproductive health, the division of family roles, and living with parents.

Kata Kunci : pernikahan dini, perempuan, dampak, strategi bertahan, konstruksi sosial.

  1. S1-2018-364782-abstract.pdf  
  2. S1-2018-364782-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-364782-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-364782-title.pdf