ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 4 SEMARANG TAHUN 2015-2017

MELIZA PARZELA, Drs. Herman Legowo, M.Si., Ak., CA.

2018 | Tugas Akhir | D3 AKUNTANSI SV

Penulisan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan dan keingintahuan penulis untuk mempelajari dan mengenal secara mendalam tentang kinerja keuangan yang terjadi pada perusahaan perkeretaapian pertama di Indonesia. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang memperoleh pendapatan melalui Jasa Angkutan Penumpang, Angkutan Barang dan Pengusahaan Aset. Pengusahaan Aset dalam hal ini memiliki saldo piutang yang cukup material dari tahun ke tahun sehingga resiko akan timbulnya piutang tak tertagih cukup tinggi. Perusahaan telah menggunakan suatu metode untuk menghitung kerugian piutang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan metode penyisihan dan tingkat perputaran piutang serta kendala dan masalah pada bagian penagihan aset. Peneliti menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan piutang tak tertagih pada aset tahun 2015-2017 mengalami fluktuasi. Kondisi tingkat perputaran piutang dan periode pengumpulan piutang pada perusahaan tersebut belum berjalan cukup baik dan efektif. Sementara kendala dan masalah pada bagian penagihan aset adalah dari pihak debitur maupun pihak internal.

The Final project was made because of curiosity and interest to conduct research and want to know more about financial performance that is occurred in the first railway company of Indonesia. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang earns revenue through Passenger, Goods and Asset Services. Asset Services in this case have so much receivable every year. Consequently, the risk of uncollectible receivable is high. Therefore, the company has used a method to calculate the loss of account receivable. The study had purpose to determine the calculation of allowance method and receivable turnover for 2015-2017 as well as the problems that occur in collecting asset unit of PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang. The writer used descriptive method. The results proved us that Allowance for bad debt on asset in 2015-2017 has been fluctuated. Whilst the condition of receivable turnover and average collection period at the company has not been effective yet. There are problems from debtor and intern that occur in Collecting Asset Unit.

Kata Kunci : Receivable, Asset Services, Bad Debt, Allowance Method, Receivable Turnover and Average Collection Period, Collecting Asset Unit.