Laporkan Masalah

Filsafat Ketuhanan Karl Theodor Jaspers dan Relevansinya bagi Perkembangan Pemikiran Keberagamaan di Indonesia

WIN USULUDDIN, Dr. Arqom Kuswanjono; Dr. Rizal Mustansyir

2018 | Disertasi | S3 Ilmu Filsafat

Disertasi ini bejudul Filsafat Ketuhanan Karl Theodor Jaspers dan Relevansinya bagi Perkembangan Pemikiran Keberagamaan di Indonesia. Masyarakat Indonesia hingga beberapa dasawarsa terakhir dapat hidup secara guyup rukun dan berdampingan dalam kebhinekaan. Namun konflik horizontal acapkali terjadi. Ironinya perbedaan agama justru disinyalir menjadi salah satu alasan. Dalam bingkai filsafat ketuhanan, umat beragama perlu untuk rendah hati menerima keterbatasan dalam mengungkap "Sang Rahasia Abadi" karena tidak ada yang dapat mengenal-Nya secara tuntas selain Dia. Manusia hanya mampu "menangkap" cipher, yaitu: sandi atau"teks" yang "ditulis" oleh Transendensi dan "dibaca" oleh eksistensi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis filsafat ketuhanan Jaspers, dan menemukan relevansi filsafat ketuhanan Jasper bagi perkembangan pemikiran keberagamaan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah hermeneutika dengan unsur metodis: interpretasi, kesinambungan historis, heuristika, dan deskripsi. Tiga tahapan penelitian yang ditempuh; pengumpulan data sesuai lingkup penelitian dan pembuatan kategori data, klasifikasi data dan analisis data, penyusunan draft hasil penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian. Penelitian ini bersifat kepustakaan. Ada empat istilah penting dalam filsafat ketuhanan Jaspers, yaitu: Transendensi, cipher, das Umgreifende, dan iman filosofis. Istilah Transendensi, cipher, das Umgreifende digunakan untuk menyatakan ketidaksanggupan manusia mengonsepsi sejati Tuhan, tetapi dapat meyakini Tuhan itu ada. Istilah "iman filosofis" merupakan implikasi dari pemikirannya tentang ketuhanan; iman memerlukan filsafat dan filsafat memerlukan iman. Pemikiran ketuhanan Jaspers relevan dengan pemikiran keberagamaan di Indonesia, terutama tatkala memaknai tujuan filsafatnya yang hendak mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri, yaitu: manusia yang memiliki cara hidup jelas, sehingga mengerti makna hidupnya. Pemikiran Jaspers dapat menjadi kritik bagi upaya berbenah secara nyata untuk menjadi manusia utuh dan sebenarnya; berkedudukan sama di hadapan Tuhan, betapapun faktisitas kehidupan manusia yang heterogen dan plural merupakan keniscayaan laten tetapi bukan menjadi alasan untuk saling menafikan eksistensi apalagi menyerang liyan, heterogenitas dan pluralitas adalah anugerah Tuhan. Karenanya setiap diri sama-sama bertugas menghormati nilai dan pandangan dunia yang lain, bahkan ditantang dan harus mencoba memahami budaya lain dan toleran terhadap praktik orang lain.

This dissertation is entitled "Karl Theodor Jaspers' Godhead Philosophy and its Relevance for the Development of Religiousity Thought in Indonesia". Until the last few decades Indonesian people can live in a harmony and close proximity in diversity. However, horizontal conflicts often occur. Ironically, religious differences is allegedly to be one of the reasons. In the framework of the philosophy of divinity, religious people need to be humble to accept limitations in revealing "the Eternal Secret" because no one can recognize Him completely other than Himself. Humans are only able to "capture" the cipher, namely: code or 'text' that is 'written' by the Transcendence and 'read' by the existence. This research is aimed at analyzing Jaspers' Godhead philosophy, and finding the relevance of Jaspers' Godhead philosophy for the development of religiousity thought in Indonesia. This research method namely hermeneutics, with employed methodical elements, namely: interpretation, historical continuity, heuristics, and description. It went through three stages, including; collecting data according to the scope of research and categorizing data, classifying data and analyzing data, and making of a draft of research results and making a research result report. It is a library research in which the source of data were based on literature research. There are four important terms in Jaspers' Godhead philosophy, namely: Transcendence, cipher, das Umgreifende, and philosophical faith. The terms Transcendence, cipher, das Umgreifende are express that human inability to perceive the true God, but can believe that God exists. The term "philosophical faith" is the implication of his thinking about the divinity; faith requires philosophy and philosophy requires faith. Jaspers' thought of divinity is relevant to religious life in Indonesia, especially when interpreting the purpose of his philosophy that wants to restore humans to himself, namely: a man who has a clear way of life, so that he understands the meaning of his life. Jaspers' Godhead philosophy can be a criticism for a real effort to improve oneself to be whole and actual human beings; equal before God, despite that heterogeneous and plural fact of human life is a latent necessity, but not a reason for ignoring the existence of others, even attacking others, because heterogeneity and plurality are gift from God. Therefore, everyone is equally required to respect the values and world views of the others, even challenged and should try to understand other cultures and be tolerant to the practice of others.

Kata Kunci : Filsafat Ketuhanan, Transendensi, iman filosofis, kebhinekaan, Godhead philosophy, Transcendence, philosophical faith, diversity

  1. S3-2018-338417-Abstract.pdf  
  2. S3-2018-338417-Bibliography.pdf  
  3. S3-2018-338417-Tableofcontent.pdf  
  4. S3-2018-338417-Title.pdf