POTENSI BUNUH DIRI ATAS KEPEMILIKAN ASURANSI JIWA: STUDI PADA NEGARA ANGGOTA OECD TAHUN 1980-2015

WAHYU UTOMO, Dr. Evi Noor Afifah, S.E., M.S.E.,

2018 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMI

Kepemilikan polis asuransi jiwa menjadikan seseorang yang memilikinya menjadi terjamin akan jiwanya apabila terjadi hal yang tidak ia inginkan. Namun, masyarakat semakin cerdas memanfaatkan asuransi jiwa untuk mendapatkan keuntungan pribadi, bahkan dengan melakukan bunuh diri agar ia dapat melakukan klaim asuransi jiwa dan mendapatkan premi asuransi jiwa. Hal tersebut terjadi karena adanya informasi asimetrik antara penanggung dan tertanggung asuransi jiwa. Informasi asimetrik berupa adverse selection sebelum transaksi terjadi dan moral hazard ketika transaksi terjadi. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan polis asuransi pada masyarakat di 30 negaraa anggota OECD membuat seseorang berpotensi melakukan bunuh diri, informasi asimetrik yang berupa adverse selection dan moral hazard terbukti ada dalam pasar asuransi jiwa.

Ownership of a life insurance policy makes a person who own it be assured of his safety in case of things he does not want to happen. Yet, people become more intelligent to take advantage of life insurance to gain personal benefits, even by committing suicide so he can claim the insurance and get the premium of their life insurance. It happened because of asymmetric information between the insured and insuring company. Asymmetric information in the form of adverse selection before the transaction occurs and moral hazard when the transaction occurs. The results show that the ownership of an insurance policy in the community in 30 OECD member countries makes a person become potentially suicidal, asymmetric information in the form of adverse selection and moral hazard is evidence in the life insurance market.

Kata Kunci : Bunuh Diri, Asuransi Jiwa, Informasi Asimetrik, Adverse Selection, Moral Hazard, Data Panel