Laporkan Masalah

Perbedaan Prevalensi Obesitas dan Pendek pada Anak SD dan SMP di Kota dan Desa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

DIANITA DWI PUJI R, dr. Neti Nurani, M.Kes, Sp.A(K), dr. Dwikisworo Setyowireni, Sp.A(K), dr.Endy Paryanto P, MPH, Sp.A(K)

2018 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Kualitas sumber daya manusia dapat ditentukan dari status gizinya. Anak-anak merupakan golongan yang rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan yang merupakan salah satu masalah besar di negara berkembang. Prevalensi kurus dan gemuk pada anak di Indonesia cukup tinggi, namun sebuah riset mengatakan bahwa prevalensi pendek-kurus terus meningkat setiap tahunnya. Status gizi buruk yang dimulai sejak kecil akan berdampak buruk pula pada masa pertumbuhan dan perkembangannya dan rentan untuk terkena penyakit-penyakit pada masa dewasanya. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan prevalensi status gizi terutama obesitas dan pendek pada anak SD dan SMP di perkotaan dan pedesaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Penelitian deskriptif analitik yang menggunakan desain potong lintang yang mengadopsi dari penelitian ISAAC ini, dilakukan di beberapa SD dan SMP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipilih secara cluster random sampling dan melibatkan 3000 siswa SD berusia 6-7 tahun (kelas 1) dan 3000 siswa SMP berusia 13-14 tahun (kelas 7). Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Desember 2016, menggunakan pengukuran antropometri dan kuesioner yang diisi oleh orangtua dan anak (untuk anak SMP), sedangkan untuk anak SD hanya diisi oleh orangtua. Data antropometri dianalisis untuk menentukan status gizi TB/U dan IMT/U menurut standar WHO z-score. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22 dan dilakukan uji Chi-Square. Hasil: Prevalensi obesitas tertinggi pada usia 6-7 dan 13-14 tahun terjadi di Kota Yogyakarta dengan persentase sebesar 12,8% dan 12,4%. Prevalensi pendek tertinggi pada usia 6-7 tahun dan 13-14 tahun terjadi di Kota Yogyakarta dengan persentase sebesar 91,3% dan 90,7%. Uji perbedaan prevalensi obesitas pada anak usia 6-7 dan 13-14 tahun didapatkan p (0,041) < (0,05) dan (0,000) < (0,05). Sedangkan uji perbedaan prevalensi pendek pada usia 6-7 tahun dan 13-14 tahun didapatkan p (0,024) < (0,05) dan (0,000) < (0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan prevalensi obesitas dan pendek pada anak SD dan SMP di kota dan desa di Provinsi DIY.

Background: The quality of human resources can be determined from its nutritional status. Children are the most vulnerable to nutrition and health problems that are one of the major problems in developing countries. The prevalence of underweight and obesity in children in Indonesia is quite high, but a study says that short-term prevalence continues to increase each year. Malnutrition that begins since childhood will have an adverse effect on the growth and development and vulnerable to diseases in adulthood. Objective: To know the differences of prevalence of nutritional status especially obesity and stunting in elementary and junior high school in urban and rural areas in Special Region of Yogyakarta. Methods: A descriptive analytic study using cross sectional design adopted from ISAAC study was conducted in several primary and junior high schools in Special Region of Yogyakarta selected by cluster random sampling and involving 3000 elementary students aged 6-7 years old (grade 1) and 3000 junior high school students aged 13-14 years old (grade 7). Data collection was conducted from May to December 2016, using anthropometric measurements and questionnaires filled by parents and children (for junior high school students), while for elementary school children only filled by parents. Anthropometric data were analyzed to determine the nutritional status of Height for Age and BMI for Age according to WHO z-score standard. Statistical analysis was performed using SPSS 22 and Chi-Square test. Results: The highest prevalence of obesity at the age of 6-7 and 13-14 years old occurred in Yogyakarta with a percentage of 12.8% and 12.4%. The highest prevalence of stunting at the age of 6-7 and 13-14 years old occurred in Yogyakarta with percentage of 91.3% and 90.7%. Obesity prevalence difference test in children aged 6-7 and 13-14 years old obtained p (0,041) <(0,05) and (0,000) <(0,05). While the test of short prevalence difference at age 6-7 years and 13-14 years obtained p (0,024) <(0,05) and (0,000) <(0,05). Conclusion: There are differences of obesity and stunting prevalence in elementary and junior high school in urban and rural areas in Special Region of Yogykarta.

Kata Kunci : nutritional status, child, yogyakarta, obesity, stunting

  1. S1-2018-369075-abstract.pdf  
  2. S1-2018-369075-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-369075-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-369075-title.pdf