Perbedaan Pengaruh Pemberian Susu Kedelai dan Susu Tempe terhadap Kualitas Tidur Atlet Sepak Bola Remaja

FITRI FATHONAH WAHYU, Aviria Ermamilia; Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih

2018 | Skripsi | S1 GIZI KESEHATAN

Latar Belakang: Latihan merupakan hal yang sangat penting bagi atlet sepak bola. Namun, terkadang dilakukan terlalu berlebihan sehingga dapat memicu terjadinya overtraining syndrome. Kelelahan akibat latihan dapat menurunkan kualitas tidur atlet. Penurunan kualitas tidur dapat berdampak pada performa atlet sehingga perlu dilakukan penanganan untuk meningkatkan kembali. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian susu kedelai dan susu tempe terhadap kualitas tidur atlet sepak bola remaja. Metode: Penelitian menggunakan rancangan before-and-after experimental design. Subjek penelitian merupakan 33 atlet sepak bola remaja di ASIFA Malang yang telah dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Subjek akan dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan secara acak yaitu kelompok kontrol (n=11), kelompok susu kedelai (n=11) dan kelompok susu tempe (n=11). Pengukuran kualitas tidur dilakukan menggunakan Pittsburg Sleep Quality Questionnaire (PSQI). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Paired Sample T-test dan One Way ANOVA p< 0,05. Hasil: Analisis hasil penelitian dengan Paired Sample T-test menunjukkan adanya peningkatan kualitas tidur pada kelompok perlakuan susu kedelai (p= 0,002) dan susu tempe (p= 0,000). Namun, peningkatan kualitas tidur tidak terjadi pada kelompok kontrol (p= 0,140). Kemudian, hasil dari uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan susu tempe adalah perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan kualitas tidur (p= 0,004). Kesimpulan: Pemberian pre-bed drink berupa susu tempe lebih baik dalam meningkatkan kualitas tidur atlet sepak bola remaja daripada susu kedelai.

Introduction: Training is an important thing for football athletes. However, sometimes, the trainings have done excessively by the athletes because of the schedule from the official team. Plenty of times, those trainings are not followed by an enough recovery. It could lead to overtraining syndrome on athletes. Fatigue after training could lose athletes sleep quality. Those sleep quality losing could affect the athletes performance on the following day. So, the intervention is needed in order to improve the athletes sleep quality again. Objective: Knowing the difference effects of soy milk and tempeh milk on young football athletes sleep quality. Method: Before-and-after experimental design was used in this study. Subjects were 33 young football athletes at ASIFA Malang who have been choosen through the inclusion criteria. The subjects randomly divided into three groups: soy milk group (n=11), tempeh milk group (n=11), and control group (n=11). Sleep quality was measured by Pittsburg Sleep Quality Questionnaire (PSQI). Data was analyzed by using Paired Sample T-test dan One Way ANOVA p< 0,05. Result: The result analysis using Paired Sample T-test had showed the improvement of the young athletes sleep quality with p= 0,002 for soy milk and p= 0,000 for tempeh milk. But, the sleep quality improvement does not exist in control group (p= 0,140). Next, based on ANOVA, tempeh milk pre-bed drink is the best intervention to improve the sleep quality (p= 0,004). Conclusion: Tempeh milk pre-bed drink intervention is better than soy milk in improving young football athletes sleep quality.

Kata Kunci : atlet remaja, kualitas tidur, susu kedelai, susu tempe, triptofan