Laporkan Masalah

Mitigasi Bencana Likuifaksi Pada Rumah

PETRUS SETIO WI, Teuku Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D

2018 | Skripsi | S1 TEKNIK SIPIL

Peristiwa likuifaksi terjadi pada saat gempa tanggal 27 mei 2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa dengan skala 6,3 skala Richter menyebabkan kerusakan struktur bangunan, Runway bandara Adi Sucipto, bangunan perkantoran dan ratusan rumah penduduk khususnya pada Kabupaten Bantul, mengalami kerusakan. Pada beberapa kerusakan bangunan ditemui gejala fenomena likuifaksi seperti, semburan pasir (sand boiling) dan sebaran lateral tanah (lateral spreading). Solusi untuk penanggulangan bencana likuifaksi untuk bangunan-bangunan ringan seperti rumah penduduk belum tersedia. Tindakan penanggulangan yang digunakan adalah dengan melakukan analisis dimensi dan kedalaman fondasi yang mampu mengurangi kerusakan struktural bangunan. Harus dilakukan proses analisis safety factor terhadap likuifaksi berdasarkan data uji kerucut statis (CPT) dan uji penetrasi standar (SPT), pada setiap lapisan tanah. Setelah itu dilakukan analisis terhadap penurunan tanah yang terjadi akibat beban bangunan rumah, volumetric compression akibat gempa, dan volumetric compression akibat likuifaksi. Analisis penurunan dilakukan untuk evaluasi dimensi dan kedalaman fondasi yang digunakan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tebal lapisan tanah tidak terlikuifaksi mempengaruhi nilai tahanan geser tanah. Pada kedalaman fondasi 1 m, nilai safety factor terhadap kegagalan penetrasi adalah sebesar 0,98. Hasil yang diperoleh akan berbeda bila, kedalaman fondasi diperdalam. Bila fondasi diletakkan pada kedalaman 2 m, nilai safety factor akan turun menjadi 0,708 Nilai safety factor punch shear sebesar 0,98, dan nilai safety factor pada static condition sebesar 17. Dengan menggunakan dimensi 1m2 dan kedalaman 1 m, Nilai tahanan geser tanah sebesar 52,636 kN/m dan kapasitas dukung ijin sebesar 392,890 kN/m.Total penurunan maksimal yang terjadi adalah sebesar 5,99 mm. Penurunan total meliputi penurunan langsung sebesar 4,038 mm, volumetric compression sebesar 0,008 mm, dan penurunan akibat likuifaksi sebesar 1,92 mm Hal ini menunjukkan fondasi masih mampu menahan beban, dan aman dari kegagalan penetrasi dan kegagalan umum. Namun, fondasi akan mengalami kegagalan penetrasi jika beban struktur yang bekerja bertambah.

Peristiwa likuifaksi terjadi pada saat gempa tanggal 27 mei 2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa dengan skala 6,3 skala Richter menyebabkan kerusakan struktur bangunan, Runway bandara Adi Sucipto, bangunan perkantoran dan ratusan rumah penduduk khususnya pada Kabupaten Bantul, mengalami kerusakan. Pada beberapa kerusakan bangunan ditemui gejala fenomena likuifaksi seperti, semburan pasir (sand boiling) dan sebaran lateral tanah (lateral spreading). Solusi untuk penanggulangan bencana likuifaksi untuk bangunan-bangunan ringan seperti rumah penduduk belum tersedia. Tindakan penanggulangan yang digunakan adalah dengan melakukan analisis dimensi dan kedalaman fondasi yang mampu mengurangi kerusakan struktural bangunan. Harus dilakukan proses analisis safety factor terhadap likuifaksi berdasarkan data uji kerucut statis (CPT) dan uji penetrasi standar (SPT), pada setiap lapisan tanah. Setelah itu dilakukan analisis terhadap penurunan tanah yang terjadi akibat beban bangunan rumah, volumetric compression akibat gempa, dan volumetric compression akibat likuifaksi. Analisis penurunan dilakukan untuk evaluasi dimensi dan kedalaman fondasi yang digunakan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tebal lapisan tanah tidak terlikuifaksi mempengaruhi nilai tahanan geser tanah. Pada kedalaman fondasi 1 m, nilai safety factor terhadap kegagalan penetrasi adalah sebesar 0,98. Hasil yang diperoleh akan berbeda bila, kedalaman fondasi diperdalam. Bila fondasi diletakkan pada kedalaman 2 m, nilai safety factor akan turun menjadi 0,708 Nilai safety factor punch shear sebesar 0,98, dan nilai safety factor pada static condition sebesar 17. Dengan menggunakan dimensi 1m2 dan kedalaman 1 m, Nilai tahanan geser tanah sebesar 52,636 kN/m dan kapasitas dukung ijin sebesar 392,890 kN/m.Total penurunan maksimal yang terjadi adalah sebesar 5,99 mm. Penurunan total meliputi penurunan langsung sebesar 4,038 mm, volumetric compression sebesar 0,008 mm, dan penurunan akibat likuifaksi sebesar 1,92 mm Hal ini menunjukkan fondasi masih mampu menahan beban, dan aman dari kegagalan penetrasi dan kegagalan umum. Namun, fondasi akan mengalami kegagalan penetrasi jika beban struktur yang bekerja bertambah.

Kata Kunci : likuifaksi, punch shear, fondasi, rumah, volumetric compression

  1. S1-2018-319375-Abstract.pdf  
  2. S1-2018-319375-Bibliography.pdf  
  3. S1-2018-319375-TableofContent.pdf  
  4. S1-2018-319375-Title.pdf