PENGARUH WAKTU DAN TINGGI PEMOTONGAN TUNGGUL TERHADAP PERTUMBUHAN TAJUK DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) RATUN

VICKY SILVIA NUZUL, Prof. Dr. Ir. Didik Indradewa, Dip. Agr. St.;Dody Kastono, S.P., M.P.

2018 | Skripsi | S1 AGRONOMI

Ratun adalah tunas tanaman yang tumbuh dari tunggul yang telah dipanen, sehingga dapat memberikan tambahan produksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan hasil padi ratun dengan tanaman induk, mempelajari pengaruh waktu dan tinggi pemotongan tunggul terhadap pertumbuhan tajuk dan hasil padi ratunserta menentukan waktu dan tinggi pemotongan yang optimal bagi pertumbuhan tajuk dan hasilpadi ratun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2017 di lahan penelitian Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan waktu pemotongan sebagai faktor utama dan tinggi pemotongan sebagai anak petak dengan 3 blok sebagai ulangan. Waktu pemotongan terdiri dari 3 aras yaitu saat panen, 7 hari setelah panen, dan 14 hari setelah panen. Tinggi pemotongan terdiri dari 4 aras yaitu 3 cm, 13 cm, 23 cm, dan 33 cm di atas permukaan tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil padi ratun hanya mencapai 42 % tanaman induk. Hasil gabah padi ratun tertinggi dicapai pada pemotongan yang dilakukan saat panen dengan ketinggian 3 cm di atas permukaan tanah yaitu sebesar 3,54 ton/ha.Pemotongan yang dilakukan dengan ketinggian 33 cm di atas permukaan tanah memacu pertumbuhan vegetatif, akan tetapi menurunkan hasil gabah padi ratun.

Ratoon is the ability of the plant to regenerate new tillers after harvest, so it can be increased rice productivity. The aim of this research wasto compare the yield between rice ratoonwith the parent rice, toanalyze influence of stem cutting time and height on growth and yield in rice ratoon system and also to determine optimum cutting time and height for growth and yield of rice ratoon.This research was heald in Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) of Gadjah Mada University, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta on March to June 2017. The experiment used split-plot design with cutting time as the main plot and cutting height as sub plot with 3 blocks as replication. The cutting time consisted of 3 levels i.e. at harvest time, 7 days after harvest time, and 14 days after harvest time. Meanwhile, cutting height consisted of 4 levels i.e. 3 cm, 13 cm, 23 cm, and 33 cm above the ground.The research showed that rice ratoon yield only reached 42 % of parent rice. Cutting at harvest time with cutting height 3 cm above the groundwas the highest yield (3,54 ton/ha) of rice ratoon. Long straw cutting (33 cm above the ground) spurred the vegetative growth of rice ratoon, but decrease the yield of rice ratoon.

Kata Kunci : Ratoon is the ability of the plant to regenerate new tillers after harvest, so it can be increased rice productivity. The aim of this research wasto compare the yield between rice ratoonwith the parent rice, toanalyze influence of stem cutting time and h