HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN PREDIABETES DI WILAYAH SLEMAN YOGYAKARTA

NOVI HUSMARINI, Dr. dr. Wahyudi Istiono, M.Kes

2018 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Latar Belakang : Prevalensi prediabetes didunia semakin meningkat, diperkirakan 20,6% pada tahun 2025. Prevalensi prediabetes di Indonesia hampir dua kali lipat dari prevalensi diabetes melitus. Prediabetes sering tidak menimbulkan gejala, namun sudah mulai terjadi komplikasi baik mikrovaskler maupun makrovaskuler pada sebagian penderita. Stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiran disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stres yang terjadi pada saat ini, merupakan bagian dari efek kehidupan modern, dan tidak bisa dihindari, baik di lingkungan kerja, sekolah , keluarga maupun sosial. Pada keadaan stres terjadi peningkatan sekresi hormon kortisol, yang mendorong pankreas untuk memproduksi insulin, sehingga terjadilah kenaikan kadar gula darah. Tujuan : Mengetahui adanya hubungan tingkat stres pada penderita prediabetes dan mengetahui gambaran tingkat stres pasien prediabetes di wilayah Sleman Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, dilakukan di wilayah kerja Fasilitas kesehatan tingkat pertama Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling, subjek penelitian adalah pasien di wilayah kerja Puskemas di Sleman yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dilakukan pemeriksaan. Hasil Penelitian : Rerata usia subjek penelitian adalah 46,7 tahun (SD 11,02). Sebaran subjek penelitian adalah 121 perempuan (78,1%), laki-laki 34 (21,9%). Berdasarkan total 155 respoden, sebanyak 19 responden (12,3%) terdiagnosis prediabetes berdasarkan hasil TTGO dan 136 orang (87,7%) memiliki hasil TTGO normal. Berdasarkan total 155 respoden, sebanyak 69 responden (47,1%) memliki tingkat stress ringan, 80 responden (49 %) tingkat stress sedang dan 6 responden (3,9%) memiliki tingkat stres berat . Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat stress dengan kejadian prediabetes di wilayah Sleman yogyakarta p= 0,825(CI 95% 0,879-1,67) tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Prevalensi prediabetes sebesar 12,3% pada populasi penelitian. Kesimpulan : Tidak ada hubungan tingkat stres dengan kejadian prediabetes di wilayah Sleman Yogyakarta. Tingkat stres sedang lebih banyak dialami penderita prediabetes dibandingkan tingkat stres ringan dan berat.

BACKGROUND: Prediabetes prevalence in the world is increasing, and is estimated to reach20.6% in 2025. Prediabetes prevalence in Indonesia is almost double the prevalence of diabetes mellitus. Prediabetes often does not cause symptoms, but has already started to occur with both microvascular and macrovascular complications in some patients. Stress is a disorder of the body and mind caused by changes and demands of life. Stress that occurs at this time, is part of the effects of modern life, and cannot be avoided, both in the work environment, and school, as well as family and society. In the state of stress the secretion of the hormone cortisol increases, which pushes the pancreas to produce insulin, so that there is an increase in blood sugar levels. OBJECTIVE: This study was conducted with the aim to know the relationship of stress level in prediabetes sufferer and know the description of stress level of prediabetes patient in Sleman Yogyakarta area. METHODS: This research was a quantitative studywith a cross sectional design, done in the working area of first health facility of Sleman Regency, Yogyakarta. Sampling was done by simple random sampling, and research subjects were patients in the working area of Puskemas in Sleman that fulfilled inclusion and exclusion criteria then examined. RESULTS: The mean age of the study subjects was 46.7 years (SD 11.02). The distribution of subjects of the study was 121 females (78.1%), and 34 males (21.9%). Based on a total of 155 respondents, 19 respondents (12.3%) were diagnosed with prediabetes based on TTGO results and 136 people (87.7%) had normal TTGO results. Based on a total of 155 respondents, 69 respondents (47.1%) had a mild stress level, 80 respondents (49%) moderate stress level and 6 respondents (3.9%) had severe stress level. The result of bivariate analysis showed that there was no correlation between stress level and prediabetes occurrence in Sleman Yogyakarta and p = 0.825 (CI 95%: 0.879-1.67) was not statistically significant (p>0.05). Prediabetes prevalence was 12.3% in the study population. CONCLUSSION: There was no correlationbetweenstress level with the occurrence of prediabetes in Sleman Yogyakarta area. Stress levels were moderate among prediabetes sufferers more than mild and severe stress levels.

Kata Kunci : Prediabetes, Stress Level, Sleman Yogyakarta