Laporkan Masalah

Rumah yang Dibangun Secara Infill Development di Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman

DENDRA SUNANTO H, settlement, infill development

2018 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Latar belakang penelitian ini adalah perkembangan Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman merupakan salah satu wilayah yang mengalami perkembangan yang cukup pesat karena perembetan dari pertumbuhan Kota Yogyakarta dan terdapat jaringan infrastruktur yang cukup baik berupa Jalan Palagan Tentara Pelajar dan Jalan Kaliurang Wilayah Desa Sariharjo memiliki kenampakan kota pada wilayah yang berdekatan dengan wilayah Kota Yogyakarta, dan memiliki kenampakan desa pada wilayah yang jauh dari wilayah Kota Yogyakarta, serta memiliki wilayah yang menjadi zona interaksi desa-kota, oleh sebab itu wilayah Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik dipilih sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan teori yang dikembangkan oleh Drabkin (1980), Luhst (1997), Komaruddin (1997) Spencer (1979), Ruswurm (1980), Bar-Gal (1987), Goodall (1972), dan Wonosuprojo dkk, (1993). Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan perkembangan pembangunan rumah yang dibangun secara infill development di wilayah pemukiman eksisting di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan rumah yang dibangun secara infill development di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (Mixed Methods) dengan desain penelitian sequential explonatory. Penelitian ini akan dilakukan di empat padukuhan yang berada di wilayah Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman, yaitu Padukuhan Sedan, Mudal, Karangmloko dan Randugowang. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat di keempat padukuhan tersebut secara umum termasuk golongan menengah ke bawah dan tidak memanfaatkan rumahnya sebagai tempat usaha; (2) Motivasi penduduk untuk membangun rumah secara infill development karena bertambahnya anggota keluarga; (3) Sebagian besar penduduk di keempat padukuhan membangun rumah di atas tanah karena warisan, sehingga luasan tanah semula menjadi lebih sempit karena proses pecah waris; (4) Penduduk memilih untuk tinggal di wilayah tersebut dan tetap mempertahankan tanah warisan orang tua karena kedekatan jarak dengan jalan raya, fasilitas pelayanan umum, dan pusat kegiatan wilayah; (5) Terdapat temuan berupa pengertian aksesibilitas atas kepemilikan tanah, yaitu kemudahan akses untuk memperoleh tanah karena kedekatan hubungan sosial yaitu hubungan keluarga, sehingga tanah dapat diperoleh melalui warisan.

The research background is the development of Ngaglik District Sleman Regency is one of the area that experienced rapid development due to the growth of the city of Yogyakarta and there are good infrastructure network, that are Palagan Tentara Pelajar Street and Kaliurang Street. Sariharjo Village area has the urban appereance in the area adjacent to the area of Yogyakarta City, and has the rural appeareance in areas far from the city of Yogyakarta, anda has the area into a zone of rural-urban interaction, therefore Sariharjo Village area, Ngaglik District was chosen as research sites. This study uses theory developed by Drabkin (1980), Luhst (1997), Komaruddin (1997), Spencer (1979), Ruswurm (1980), Bar-Gal (1987), Goodal (1972), and Wonosuprojo et al (1993) The aim of this study are (1) Describe the infill development housing in the existing settlement area in Sariharjo Village, Ngaglik District, Sleman Regency. (2) To identify factors influencing the infill development housing in Sariharjo Village, Ngaglik District, Sleman Regency. Research method being used is Mixed Methods with sequential explonatory research design. This research will be conducted in four hamlets located in the village of Sariharjo Ngaglik District Sleman Regency, which are Sedan, Mudal, Karangmloko and Randugowang Hamlets. The results of the analysis indicate that (1) socio-economic conditions of the community in the four hamlets are generally lower middle class and do not use their house as a place of business; (2) motivation of the residents to build houses in infill development due to the increase of family members; (3) most of the residents in the four hamlets built their houses on inherited land, so that the size of the original land became narrower due to the process of the land subdivision for inheritance; (4) the residents decided to live in the area and to retain the inherited land due to proximity to the main line, public service facilities, and regional activity centers; (5) this research found findings on the meaning of accessibility to land ownership, which means the ease of access to obtain land, because of the closeness of social relationship, the family relationship, so that land can be obtained through inheritance.

Kata Kunci : permukiman, infill development

  1. S2-2018-370986-Abstract.pdf  
  2. S2-2018-370986-Bibliography.pdf  
  3. S2-2018-370986-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-370986-Title.pdf