KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN CINA DAN TREN PENINGKATAN GERAKAN BURUH TAHUN 2012-2016

MASITOH NUR ROHMA, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, M.A. (IR)

2018 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan Internasional

Tesis ini membahas tentang adanya gerakan buruh di Cina yang menunjukkan perubahan pola dengan tren yang terus meningkat dari tahun 2012-2016. Sebelum tahun 2000-an gerakan buruh Cina didominasi oleh gerakan yang bersifat reaktif terhadap sistem atau bersifat defensif. Sedangkan periode setelah itu, buruh tidak hanya melakukan aksi protes berdasarkan kontrak (social contract-based), tetapi muncul gerakan yang bersifat ofensif, yakni menuntut lebih dari regulasi yang ditetapkan (interest-based). Penulis menggunakan teori model proses politik untuk menjelaskan mengapa gerakan buruh terjadi meskipun pemerintah Cina telah berupaya membentuk regulasi dan meningkatkan kapabilitas terhadap kesejahteraan buruh. Aksi kolektif buruh terjadi karena adanya dua faktor, yaitu pertama, faktor ekonomi dan politik dan kedua, kondisi faktual buruh. Faktor ekonomi dan politik merupakan political opportunities structure yang dilihat dari indikator berupa perubahan kebijakan agrikultur, hukou, kelahiran generasi buruh kedua, perlindungan buruh, dan mekanisme tawar-menawar kolektif. Sementara itu, kondisi faktual buruh merupakan indigenous organizational strength yang dilihat dari perubahan undang-undang ketenagakerjaan, perubahan model rekruitmen buruh, peningkatan upah, kekurangan tenaga kerja, adanya representasi buruh, advokasi LSM, kebijakan dalam pelaporan insiden massal melalui media dan majalah, jaringan aktor berpengaruh, meluasnya diskusi publik, dan berita positif kasus buruh. Kedua faktor tersebut merupakan kesempatan baru yang terbentuk di era buruh generasi kedua melalui proses sosial dan ekonomi yang luas dan panjang. Penulis menyimpulkan bahwa kesempatan yang ada meningkatkan daya tawar dan militansi buruh, buruh memiliki peluang untuk melaporkan kasus secara legal, menuntut lebih seperti peningkatan upah, detail pekerjaan, dan tanggung jawab lebih besar dari perusahaan. Hal-hal tersebut kemudian terakumulasi menjadi tindakan protes atau aksi kolektif dengan tren yang menunjukkan peningkatan dan bersifat lebih agresif (ofensif). Berdasarkan temuan ini, penulis merekomendasikan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana sebuah aksi kolektif dapat menghasilkan tuntutan yang maksimal bagi buruh. Dengan penelitian lanjutan ini, diharapkan akan dapat memprediksikan atau memproyeksikan potensi gerakan buruh Cina di masa depan.

This thesis discusses the labour movement in China which shows a changing in pattern and an increasing trend between 2012-2016. Before the 2000s the labour movement was characterized by a reactive movement to the system or defensive. While entering 2000s, the labour did not only conduct protest based on contract and law (social contract-based) but also showed offensive movement. Labour began to demand more than the regulation stated (interest-based). This inquiry uses the political process model to explain why the labour movement appears even though the Chinese government has sought to shape the regulation and improve the capability of labour's welfare. This model suggests if a collective action occurs because of two factors. The first is economic and political factors. The second is the factual condition of the labour. On one hand, economic and political factors are political opportunities structure which can be examined through several indicators, those are changes in agricultural policy, hukou, the birth of second-generation workers, labour protection, and collective bargaining mechanisms. On the other hand, the factual conditions of labour refers to the indigenous organizational strengths which can be measured by observing at changes in labour laws, labour recruitment models, increasing of wage, labour shortages, labour representatives, advocacy by NGOs, policies on mass incident reporting through media and magazines, influential actors, the widespread of public discussion, and positive news of labour cases. Both factors are new opportunities formed in second-generation workers through a broad and long social and economic process. From the analysis, this research finds that the opportunities which exist increase the bargaining power and militancy of labour, labour have the opportunity to report cases legally, demanding more such as increased wages, job details, and greater responsibilities of the firm. These things then accumulate into a protest or collective action with an increasing trend and be more aggressive (offensive). According to the limitations of the enquiry, there is a related question that cannot be answered regarding on how a collective action can reach the maximum point of demand for labour. Thus the research on it should be encouraged. Therefore, the further research is expected to predict or design a potential Chinese labour movement in the future.

Kata Kunci : gerakan buruh, social contract-based, interest-based, political opportunities structure, kondisi faktual buruh