FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MALFUNGSI PIRAU VENTRIKULOPERITONEAL PADA PASIEN HIDROSEFALUS BAYI DAN ANAK DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

YOYOK SUBAGIO, dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS(K); dr.Endro Basuki, Sp.BS(K),M.Kes

2018 | Tesis-Spesialis | SP ILMU BEDAH SARAF

Latar Belakang Kasus hidrosefalus pada bayi dan anak, merupakan salah satu kasus yang sering terjadi dan mempunyai komplikasi yang bervariasi. Penanganan hidrosefalus adalah dilakukan pemasangan pirau ventrikuloperitoneal. Tindakan tersebut sering ditemukan komplikasi, diantaranya adalah malfungsi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya malfungsi tersebut, salah satunya berupa karakteristik pasien, cara persalinan, analisa CSS, tipe dan tekanan pirau ventrikuloperitoneal, jenis hidrosefalus, dan etiologi hidrosefalus. Penulis dalam kesempatan ini akan menganalisa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian malfungsi pirau ventrikuloperitoneal. Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cohort retrospective, yaitu dengan cara mengambil sampel pasien hidrosefalus pada bayi dan anak yang telah dilakukan pemasangan pirau ventrikuloperitoneal pada periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2016. Jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebesar 124 sampel. Data dianalisis dengan chi square yang selanjutnya dilakukan analisis multivariat dengan regresi logistik Hasil Total sampel penelitian 124 pasien hidrosefalus pada bayi dan anak yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dilakukan pengambilan sampel secara total. Pada penelitian ini terdapat 8 faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian malfungsi pirau ventrikuloperitoneal pada pasien hidrosefalus bayi dan anak yang selanjutnya dilakukan anaisis multivariat dan terpilih 3 faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian malfungsi pirau ventrikuloperitoneal, yaitu usia kehamilan, usia kehamilan, tipe pirau ventrikuloperitoneal, dan analisa jumlah sel CSS. Faktor risiko yang dominan dan berpengaruh terhadap kejadian malfungsi pirau ventrikuloperitoneal pada pasien hidrosefalus bayi dan anak adalah usia kehamilan preterm, yaitu sebanyak 6 sampel (66,7%) dari 9 sampel dengan nilai p = 0,010 yang artinya nilai p < 0,05 dan dengan Odds Ratio (OR) paling besar yaitu 7,156 dengan IK 95% (1,627-31,476), sedangkan jumlah sel CSS yang meningkat sebesar 8 sampel (38,1%) dari 21 sampel dan nilai p = 0,406 dan OR 1,646 dengan IK 95% (0,509-5,328).Sedangkan untuk tipe pirau ventrikuloperitoneal mempunyai nilai p = 0,161 dan OR 0,727 dengan IK 95% (0,466-1,136). Kesimpulan Usia kehamilan preterm pada pasien hidrosefalus bayi dan anak merupakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian malfungsi pirau ventrikuloperitoneal di RSUP Dr. Sardjito.

Background The case of hydrocephalus in infants and children, is one of the most frequent cases and has varying complications. Handling of hydrocephalus is performed by ventriculoperitoneal shunting. These actions are often found complications, including malfunctions. Factors affecting the occurrence of such malfunctions, one of which is patient characteristics, mode of delivery, CSS analysis, ventriculoperitoneal shunt type and pressure, hydrocephalus type, and hydrocephalus etiology. The writer on this occasion will analyze the factors that affect the incidence of ventriculoperitoneal shunt malfunction. Method This research is an analytic research with retrospective cohort design that is by taking samples of hydrocephalus patients in infants and children who have done ventriculoperitoneal shunting instances in the period of January 2015 until December 2016. The number of samples to be studied is 124 samples. The data were analyzed by chi square which then performed multivariate analysis with logistic regression Results Total study sample of 124 hydrocephalus patients in infants and children according to the inclusion criteria. Total sampling was taken. In this study, there were 8 risk factors that could influence the occurrence of ventriculoperitoneal shunting malfunction in infant and children hydrocephalus patients subsequently performed multivariate anaisis and selected 3 risk factors that could affect the incidence of ventriculoperitoneal shunt malfunction, ie gestational age, gestational age, ventriculoperitoneal shunt type, and analysis of CSS cell numbers. The dominant risk factor and effect on the occurrence of ventriculoperitoneal shunt malfunction in infant and child hydrocephalus patients was preterm, ie 6 samples (66,7%) from 9 samples with p value = 0,010 which means p value <0,05 and with Odds Ratio (OR) was highest at 7,156 with 95% IK (1,627-31,476), while the number of CSS cells increased by 8 samples (38,1%) from 21 samples and p value = 0,406 and OR 1,646 with IK 95% 0,509-5,328). Whereas for ventriculoperitoneal shunt type have value p = 0,161 and OR 0,727 with IK 95% (0,466-1,136). Conclusion The age of preterm pregnancy in patients with infant and child hydrocephalus is a risk factor that may affect the incidence of ventriculoperitoneal shunt malfunction in Dr. Sardjito.

Kata Kunci : Hidrosefalus pada bayi dan anak, pirau ventrikuloperitoneal, malfungsi/Hydrocephalus in infants and children, ventriculoperitoneal shunt, malfunction