PREVALENSI TRANSMISI TRANSOVARIAL DAN TINGKAT KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

SUNARDI, Prof. dr. Mohammad Juffri, Sp.A (K)., Ph.D.; Prof. dr. Hari Kusnanto, SU, DrPH.; dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, MSc., PhD.

2018 | Disertasi | S3 Kedokteran Umum

Latar Belakang: Berdasarkan peningkatan kasus DBD di Sukoharjo, dimungkinkan telah terjadi perubahan lingkungan baik fisik, biologi, dan sosial. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi virulensi virus dengue, memperpendek periode ekstrinsik serta meningkatkan kapasitas vektor DBD. Tujuan: mengetahui penyebaran prevalensi transmisi transovarial dan tingkat kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Grogol Kabupten Sukoharjo. Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan studi potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2016. Populasi penelitian adalah nyamuk Ae.aegypti dan pasien DBD (didiagnosis laboratorium dengan pemeriksaan serologi yaitu IgG, IgM dan atau NS1 menunjukkan positif DBD). Analisis data menggunakan Chi-square, Regresi Linier Berganda dan spatially weighted regression menggunakan GeoDa dan SatScan. Hasil: Ada transmisi transovarial virDEN-3 di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, penyebaran transmisi transovarial virDEN-3 di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo mengikuti persebaran Ovitrap Index level 3. Kecendrungan timbulnya kejadian DBD (kasus) di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo terjadi mengelompok pada radius 100-200 m dari wilayah yang ditemukan positif terjadi transmisi transovarial virDEN-3. Ada hubungan transmisi transovarial virDEN-3 dengan kejadian DBD di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo (p<0,05). Secara spasial kejadian DBD di Kecamatan Grogol mengikuti pola distribusi spasial tertentu (p<0,05). Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di area/ruang/spasial distribusi kasus DBD berada, seperti temperatur, kelembaban dan curah hujan yang ideal berperan dalam transmisi virDen. Ada clustering kasus DBD di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, berpusat pada koordinat -7.588240 S, 110.809450 E dengan radius 2,00 km. Kesimpulan: Ada transmisi transovarial virDEN-3 di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.Penyebaran transmisi transovarial virDEN-3 di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo mengikuti persebaran Ovitrap Index level 3. Kecendrungan timbulnya kejadian DBD (kasus) di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo terjadi mengelompok pada radius 100-200 m dari wilayah yang ditemukan positif terjadi transmisi transovarial virDEN-3. Ada hubungan transmisi transovarial virDEN-3 dengan kejadian DBD di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Secara spasial kejadian DBD di Kecamatan Grogol mengikuti pola distribusi spasial tertentu seperti temperatur, kelembaban dan curah hujan yang ideal berperan dalam transmisi virDen. Ada clustering kasus DBD di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Disarankan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan pengendalian nyamuk Aedes aegypti sesuai dengan pengelompokan kasus (clustering) yang ada dengan melakukan PSN pada lingkungan perumahan maupun tempat-tempat yang potensial menjadi breeding place nyamuk Aedes aegypti seperti makam dan tempat penampungan barang bekas.

Background: Based on the increasing dengue cases in Sukoharjo, it is likely that there have been physical, biological, and social environmental changes. Such changes may affect virulence of dengue virus, shorten extrinsic periods and increase the capacity of dengue vectors. Objective: To determine the spread of transovarial transmission prevalence and the rate of dengue hemorrhagic fever (DHF) in Grogol Subdstrict of Sukoharjo District. Methods: This observational analytic study employed a cross sectional study design. This study was conducted in Grogol Subdistrict of Sukoharjo District in 2016. The study population was Ae.aegypti mosquitoes and DHF patients (laboratory diagnosed with serology examination, i.e., IgG, IgM and/or NS1 showing positive DHF). Data analysis used chi-square, multiple linear regression and spatially weighted regression using GeoDa and SatScan. Results: A virulent transovarial transmission occurred in Grogol Subdistrict. The spread of virulent transovarial transmission in this area followed the high spread of Ovitrap Index. The tendency of DHF incidence was clustered at 100-200 m radius from the area positively found transovarial transports virden-3. There was a relationship of virulent transovarial transmission to DHF incidence in this subdistrict (p <0.05). Spatially, the DHF incidence in this area followed a certain spatial distribution pattern (p <0.05). In addition, there was a clustering of dengue cases in the subdistrict, centered on the coordinates of -7.588240 S, 110.809450 E with a radius of 2.00 km. Conclusion: The virulent transovarial transmission in Grogol Sub-district followed the high spread of Ovitrap Index wi thits DHF cases clustered at 100200 m radius from the area positively found transovarial transports virden-3. The Virulent transovarial transmission was associated with DHF cases and spatially the incidence followed certain spatial distribution patterns such as temperature, humidity and precipitation that ideally play a role in virDen transmission. It is recommended for Sukoharjo District Health Office to control Aedes aegypti mosquitoes according to case clustering by doing PSN in residential environment and potential breeding places of Aedes aegypti mosquitoes like cemeteries and shelter of used goods.

Kata Kunci : transmisi transovarial, kejadian DBD, Transovarial transmission, DHF incidence, clustering