IDENTITAS TONGKONAN DAN INTERDEPENDENSI: STUDI ETNOGRAFI TENTANG HARMONISASI ANTAR-KELUARGA PADA PASANGAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DI TORAJA
MUH FATH MASHURI, Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si
2018 | Tesis | S2 PsikologiPerkawinan beda agama telah menjadi ruang pertemuan antar-identitas sosial dalam konteks spesifik, yaitu keluarga. Kegagalan dalam membina keluarga pada pasangan perkawinan beda agama seringkali muncul dari ketidakmampuan pasangan menegaskan independensi sebagai keluarga yang baru pada satu sisi- sementara pada sisi yang lain membiarkan adanya interdependensi penuh yang dilakukan oleh pihak extended family mereka. Oleh karena itu, dekategorisasi dan rekategorisasi merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan bagi setiap pasangan perkawinan beda agama dalam mengkonsolidasikan identitas sosial, serta mendefinisikan nilai-nilai keluarga baru mereka. Namun konsep kekeluargaan pada budaya Toraja yang mewajibkan setiap anggota keluarga senantiasa menjaga keterhubungan dan interdependensi terhadap extended family-nya, tidak menghendaki pasangan perkawinan beda agama untuk melakukan proses tersebut. Hal ini dinilai akan semakin menegaskan sekat sosial dalam konteks relasi antar-keluarga. Selain itu, bertindak sebagai keluarga yang independen juga akan menjadikan mereka kehilangan identitas kolektifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun analisa harmonisasi antar-keluarga pada pasangan perkawinan beda agama di Toraja dalam perspektif psikologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan jumlah informan pelaku sebanyak enam orang yang berasal dari tiga keluarga perkawinan beda agama di Toraja. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pasangan perkawinan beda agama di Toraja mengoperasionalisasikan model identitas ganda-hirarkis dalam upaya harmonisasi antar-keluarga. Identitas tongkonan sebagai collective identity ditempatkan secara vertikal, sementara identitas agama sebagai person-based social identity diposisikan secara horizontal. Dimana hal ini kemudian berkonsekuensi pada terjadinya cross-categorization identity. Selain itu, adanya dogma budaya misa' nene' misa' tongkonan (satu nenek satu tongkonan) telah berdampak pada hadirnya interdependensi dan inklusivitas antar-identitas agama dalam berkeluarga.
Interfaith marriage had been created as a space of different social identity to interact in specific context, especially for the family itself. Families failure to develop their new identity on interfaith marriage not only comes from the inability of couple to assert their independency as a new family but also arises from their permission to give an interdependency access toward their extended family. Therefore, interfaith marriage-families need to do decategorization and recategorization as an indispensable process to consolidate their social identity and to define their values as a new family. However, we cannot see this process occurs in Toraja because they have a kinship's culture that obligates every family member to keep the connectedness and interdependence towards its extended family. Indeed, this is considered to strengthen a social barrier in the context of inter-family relationships. Furthermore, become an independent family will make them lose their collective identity. The purpose of this study is to analyze inter-family harmonization on interfaith marriage family as a specific case in Toraja using an ethnography approach. There were six perpetrators informants from three different families involved in this study. Result shows that interfaith-marriage in Toraja run in hierarchical-double identity model. Tongkonan as a collective identity is placed vertically, while religious as a person-based social identity is positioned horizontally. Those case has further consequences to create a cross-categorization identity. Moreover, one of their dogmatic culture, called misa' nene' misa' tongkonan has an impact on the interdependency and inclusiveness of inter-religious identity in the family.
Kata Kunci : Identitas Sosial; Interdependensi; Perkawinan Beda Agama; Toraja / Interdependency; Interfaith Marriage; Social Identity; Toraja