Pengukuran Nilai Willingness To Pay Per Quality Adjusted Life Year (Wtp Per Qaly) Untuk Terapi Penyakit Terminal Pada Masyarakat Di Kota Yogyakarta Dan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

FITRI ANDRIANI F, Dr. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt. ; Dr. Dwi Endarti, M.Sc., Apt.

2018 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Pelayanan kesehatan di Indonesia belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan penyakit terminal. Pendekatan farmakoekonomi yang paling direkomendasikan dalam rangka kendali mutu dan biaya adalah Cost utility analysis (CUA). Interpretasi terhadap nilai rasio efektivitas biaya tersebut membutuhkan cost effectiveness threshold untuk menentukan suatu teknologi kesehatan bersifat cost-effective atau tidak. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan estimasi nilai willingness to pay per quality adjusted life years (WTP per QALY). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan estimasi willingness to pay per quality-adjusted life year (WTP per QALY) untuk penyakit terminal pada masyarakat di Kota Yogyakarta dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi WTP per QALY. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Survei dilakukan pada populasi umum di Kota Yogyakarta. Estimasi nilai WTP Per QALY menggunakan metode stated preference dengan pendekatan contingent valuation. Jumlah sampel sebanyak 100 yang dikumpulkan dari lima kecamatan. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari pengukuran nilai WTP menggunakan metode dichotomous bidding game, pengukuran utility menggunakan visual analog scale (VAS) dan EQ-5D yang berdasarkan skenario hipotetik nilai utility penyakit terminal ditetapkan 0,035 (status kesehatan 33443) dengan pertambahan 0,2 QALY. Pengukuran WTP Per QALY menggunakan formula perbandingan antara WTP maksimal dan QALY gained. Sedangkan hubungan faktor demografi terhadap WTP Per QALY dianalisis menggunakan uji statistik bivariate dan multivariate. Hasil penelitian menunjukan dari 100 responden yang bersedia membayar sebesar 81%. Nilai utility gained EQ-5D adalah 0,878 (SD=0,886) dan utility gained VAS adalah 0,453 (SD=0,450). Mean WTP yang bersedia dibayar oleh responden adalah sebesar Rp 16.715.000 (SD=18.061.000) dan mean WTP per QALY sebesar Rp 126.071.055 (SD = 106.680.055). Tingkat pendidikan berkorelasi signifikan terhadap WTP per QALY dan sebesar 13,7% karakteristik demografi berkontribusi mempengaruhi WTP per QALY. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap CE-Threshold berdasarkan preferensi masyarakat.

The health services in Indonesia have not been maximal in fulfilling the needs of the patients diagnosed with terminal illnesses. The most recomended pharmacoeconomic approach in terms of quality control is cost utility analysis (CUA). Interpretation of the value of the cost-effectiveness ratio requires cost effectiveness threshold to determine a health technology is cost-effective or not. One approach that can be done is to estimate the value of willingness to pay per quality adjusted life years (WTP per QALY). The purpose of this study is to determine the estimation of willingness to pay per quality-adjusted life year (WTP per QALY) for terminal illness in the community of Kota Yogyakarta and to know what kind of factors that has influenced WTP per QALY. The design of this study used a cross-sectional approach. Surveys were conducted in the general population in Yogyakarta City. Estimated WTP Per QALY value using the method stated preference with contingent valuation approach. The number of samples of 100 collected from five districts. The research instrument is a questionnaire consisting of measurement of WTP value using dichotomous bidding game method, utility measurement using visual analog scale (VAS) and EQ-5D based on hypothetical scenario of terminal disease utility value is 0,035 (health status 33443) within an addition of 0.2 QALY. Measurement of WTP Per QALY using formula comparison between WTP maximum and QALY gained. While the relation of demographic factor to WTP Per QALY was analyzed using bivariate and multivariate statistic test. The results showed that 100 respondents were willing to pay 81%. The utility gained EQ-5D were 0.878 (SD = 0.886) and the utility gained VAS was 0.453 (SD = 0.450). Mean WTP that is willing to be paid by the respondent is Rp 16,715,000 (SD = 18.061.000) and mean WTP per QALY Rp 126.071.055 (SD = 106.680.055). The education is significantly correlated to WTP per QALY and by 13.7% demographic characteristics contribute to the WTP per QALY. The findings of this study are expected to provide input to the CE-Threshold based on community preferences.

Kata Kunci : Willingness To Pay, Willingness To Pay per Quality Adjusted Life Year, penyakit terminal.