CITIZENSHIP PENDIDIKAN DI SANGGAR ALAM (SALAM) NITIPRAYAN BANTUL
AMRIH SETYO RAHARJO, Dr. Subando Agus Margono, M.Si.
2018 | Tesis | S2 Manajemen dan Kebijakan PublikPemerintah belum berhasil menciptakan pelayanan publik yang prima di bidang pendidikan. Hal itu merujuk pada praktek pendidikan yang hanya berorientasi hasil dan standarisasi pendidikan yang belum berkeadilan (Sulisworo, 2016; Tilaar, 2009; Zaini, 2010). Reduksi publicness konteks pendidikan tersebut menimbulkan mistrust yang memicu aksi langsung warga negara untuk ikut berpartisipasi. Sanggar Alam (Salam) Nitiprayan, Bantul merupakan bentuk partsipasi masyarakat dalam mengintervensi public affair konteks pendidikan. Salam adalah sebuah bentuk pendidikan nonformal hasil inisiasi masyarakat Nitiprayan Bantul, yang memiliki konsep pendidikan berbeda dengan pemerintah. Penelitian ini menggunkan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan penelitian ini adalah pengelola Salam, murid Salam, dan wali murid. Data dikumpulkan dengan wawancara dan studi dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa Salam membangun citizenship pendidikannya melalui: 1) Konsep pendidikan merdeka yang berusaha memberikan keseimbangan dalam membangun karakter anak dan aspek akademik. Tetapi, konsep tersebut belum mampu diimplementasikan dengan baik karena kompetensi para fasilitator yang belum merata; 2) Pelayanan publik mandiri yang tercermin dari kurikulum dan pendanaan yang tidak tergantung dari pemerintah; 3) Salam juga melibatkan berbagai pihak seperti keluarga, dan masyarakat dalam aktivitas pembelajarannya, yang mereka sebut sebagai ekosistem belajar. Praktik pendidikan Salam memberikan harapan baru tentang pendidikan yang fokus pada proses, bukan hasil. Salam menegaskan bahwa warga negara bukan lagi sebagai entitas pasif, tetapi telah menjadi warga negara aktif yang dapat berpartisipasi langsung dalam penciptakan pelayanan publik. Warga negara melalui dimensi citizenship mampu menggeser posisinya dari beneficiary menuju self-governing.
The government has not succeeded in establishing excellent public services in education. It depends on educational practices are only results-oriented and unfair educational standardization (Sulisworo, 2016; Tilaar, 2009; Zaini, 2010). Publicness Reduction of the educational context leads to distrust. Sanggar Alam (Salam) Nitiprayan, Bantul is a form of nonformal education initiated by the community. This research uses qualitative method with case study approach. This study utilizes the qualitative method by relying on in-depth interview and document studies results acquired from Head of Salam, students, and student parents The findings in this study show that citizenship Salam built through 1) The concept of liberatory education that seeks to provide balance in building the child's character and academic aspects. However, the concept has not been able to be implemented well because of the uneven competence of the facilitators; 2) Independent public services reflected in the curriculum and funding that are independent of the government; 3) Salam also involves various parties such as families, and communities in their learning activities. Salam practice gives new hope about education that focuses on process, not results. Salam affirm that citizens are no longer as passive entities, but they become active citizens who can participate directly in the creation of public services. Citizens through the dimension of citizenship are able to shift their position from beneficiary to self-governing.
Kata Kunci : Kata kunci: citizenship, partisipasi publik, pendidikan merdeka, prematur