Laporkan Masalah

Komparasi Strategi Penyelesaian Konflik Perkebunan (Studi Kasus Gerakan Reklaiming Pada Konflik Perkebunan PT Pagilaran Di Kabupaten Batang dan Gerakan Reklaiming Pada Konflik Perkebunan PT Rumpun Sari Antan Di Kabupaten Cilacap)

RETNO SETIYANINGRUM, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti.,M.P.P.,M.Sc

2018 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana dua strategi yang berbeda yang diterapkan dalam gerakan reklaiming pada dua kasus konflik perkebunan di Provinsi Jawa Tengah, yaitu pada perkebunan PT Pagilaran di Kabupaten Batang dan pada perkebunan PT Rumpun Sari Antan di Kabupaten Cilacap. Pada dua lokasi penelitian terdapat sejarah yang sedikit berbeda, pada konflik Cipari, nasionalisasi perkebunan eks Belanda dan peristiwa G30S/PKI menyebabkan petani kehilangan lahan garapan yang kemudian dikelola oleh PT Rumpun Sari Antan, sedangkan pada konflik Blado, kontrak jangka panjang dan peristiwa G30S/PKI sebagai penyebab petani kehilangan lahan garapan. Dengan menggunakan teori IRP dari Furlong kedua konflik dianalisa. Walaupun gerakan reklaiming memiliki strategi yang berbasis pada pendekatan hak, namun sebenarnya para pihak yang berkonflik memiliki kesempatan untuk menyelesaikan konflik dengan melalui pendekatan berbasis Interest. Gerakan reklaiming di Cipari membuktikan bahwa strategi yang awalnya berbasis pada Right dapat berubah menjadi Interest melalui negosiasi dan mediasi. Perubahan ini muncul karena masing-masing pihak mencari pendekatan alternatif selain pendekatan berbasis hak yang didorong beberapa hal seperti pengalaman berkonflik, sadar bahwa posisi secara hukum lemah dan didukung oleh mekanisme berjaringan yang efektif. Pendekatan berbasis Interest membuat konflik di Cipari selesai. Sebaliknya, gerakan reklaiming di Blado yang berdasar pada pendekatan berbasis Right dan Power tidak dapat menyelesaikan konflik. Gerakan reklaiming didesain berbasis pada pendekatan Right, harus mulai mendorong pendekatan berbasis interest dalam negosiasi yang terjadi. Dengan demikian diharapkan, konflik-konflik perkebunan yang masih terjadi di Indonesia dapat selesai dengan masing-masing pihak mendapat kemenangan.

This thesis aims to show how two different strategies are applied in the reclaiming movement in two cases of plantation conflict in Central Java Province, namely PT Pagilaran plantation in Batang Regency and PT Rumpun Sari Antan plantation in Cilacap Regency. In two research sites there is a slightly different history, in the Cipari conflict, the nationalization of former Dutch plantations and the G30S / PKI incident caused farmers to lose cultivated land which was then managed by PT Rumpun Sari Antan, while in the Blado conflict, long-term contracts and the G30S / PKI as the cause of farmers losing their land. Using the IRP theory of Furlong both conflicts were analyzed. Although the reclaiming movement has a rights-based approach, the conflicting parties have an opportunity to resolve the conflict by an Interest-based approach. The reclaiming movement in Cipari proves that the strategy initially based on the Right can be transformed into Interest through negotiation and mediation. This change arises because each party seeks alternative approaches other than a rights-based approach that is driven by such things as conflict experience, aware that the position is legally weak and supported by effective networking mechanisms. The Interest-based approach puts the conflict in Cipari to and end. In contrast, the reclaiming movement in Blado based on Rights and Power based approaches can not resolve the conflict. Reclaiming movements designed based on the Right approach, should begin to encourage an interest-based approach to negotiations. Hopefully, plantation conflicts that are still going on in Indonesia can be completed with each side winning.

Kata Kunci : Reklaiming, Pendekatan Interest Right Power , Konflik Perkebunan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.