Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidak-aktifan Jurnal di Perguruan Tinggi: Studi Kasus pada Jurnal-Jurnal Tidak Aktif di Universitas Gadjah Mada
MIFTHA KHULZANNAH, Dr. Ir. Eko Nugroho
2018 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan MediaJurnal merupakan saluran komunikasi ilmiah dalam bentuk formal. Keberadaan jurnal pada perguruan tinggi adalah diseminasi hasil penelitian yang menjadi tolok ukur tercapainya tridarma perguruan tinggi, sehingga kualitas dan kuantitas jurnal harus menjadi perhatian. Sepanjang tahun 2017, UGM telah banyak mendapatkan penghargaan di bidang publikasi ilmiah, namun keberadaan jurnal tidak aktif yang berjumlah 38 jurnal menjadi kelemahan tersendiri bagi UGM. Jurnal tidak aktif tersebut dari fakultas dan pusat studi. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab ketidak-aktifan jurnal-jurnal tersebut. Jurnal yang menjadi objek penelitian adalah sembilan jurnal tidak aktif di UGM yang mewakili lima klaster ilmu, yaitu klaster kesehatan, teknik, MIPA, sosio humaniora, dan agro. Beberapa nama jurnal yang sudah tidak terbit lagi diantaranya Jurnal Epidemiology Clinic dikelola Fakultas Kedokteran pertama, terbit 1996 dan berhenti terbit 2006. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan dikelola Departemen Arsitektur dan Perencanaan, terbit 2004 dan berhenti terbit 2008. Jurnal Lembaran Sejarah dikelola Departemen Ilmu Sejarah, terbit sejak 1960 dan berhenti terbit 2015. Jurnal Fisika Indonesia terbit sejak 1997 dan berhenti terbit 2013, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian terbit sejak 1978 dan berhenti terbit 2016. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa faktor penyebab ketidak-aktifan yang dialami oleh 38 jurnal tidak aktif di UGM berasal dari internal dan eksternal jurnal tersebut. Faktor internal berasal dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pengelola jurnal yang terlibat langsung dalam pengelolaan. Ketiadaan staff khusus dalam mengelola jurnal menjadi hambatan yang dialami delapan dari sembilan jurnal tidak aktif yang menjadi sampel penelitian. Tugas pengelolaan jurnal diberikan kepada dosen atau pejabat struktural, sehingga pengelolaan jurnal tidak berjalan dengan professional. Selain itu, faktor internal juga bersumber dari teknis terbitan yang dialami jurnal tidak aktif, yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mereview naskah. Delapan dari sembilan jurnal mengatakan dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mereview satu naskah, sehingga jurnal-jurnal tersebut selalu mengalami keterlambatan dalam melakukan terbitan, hingga berdampak ketidak-aktifan. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya minat menulis sivitas akademik tempat jurnal dikelola. Kurangnya dukungan organisasi terhadap pengelolaan jurnal juga menjadi penyebab ketidak-aktifan.
Journal is scientific communication channels in the formal form. The existence of journals at universities is the dissemination of research results that become benchmarks of achievement of tridarma perguruan tinggi, so the quality and quantity of journal should be a concern. Throughout the year 2017, UGM has earned many awards in the field of scientific publications, but the existence of inactive journal of 38 journals has become a disadvantage for UGM. The inactive journal is from the faculty and study center. This study analyzes the factors that cause the inactivity of journals. The journal which is the object of research is nine inactive journals that representing five clusters of science at UGM, There are health, technique, MIPA, socio-humanities, and agro. Some of the unpublished journals names are Journal of Epidemiology Clinic managed by Faculty of Medicine, first published in 1996 and stopped published in 2006. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan managed by Department of Architecture and Planning, first published in 2004 and stopped published 2008. Jurnal Lembaran Sejarah managed by Department of History Science, published since 1960 and stopped published in 2015. Jurnal Fisika Indonesia published since 1997 and stopped published in 2013, Journal of Socio-Economic Agriculture published since 1978 and stopped published in 2016. The result of this research explains that the inactivity factor experienced by 38 journals not active in UGM comes from the internal and external of the journal. Internal factors derived from Human Resources (HR) as a manager of journals who are directly involved in the management. The absence of specialized staff in managing journals became an obstacle experienced by eight of the nine inactive journals that became the study sample. Journal management tasks are given to lecturers or structural officials, so that, the management of the journal is not running professionally. In addition, internal factors are also sourced from technical issues experienced by inactive journals, namely the length of time required to review the script. Eight of the nine journals say it takes 3-6 months to review a script, so the journals always have a delay in publishing, to the effect of inactivity. While external factors in the form of lack of interest in writing from sivitas akademik where journal managed. Lack of organizational support for journal management is also a cause of inactivity.
Kata Kunci : Komunikasi Ilmiah, Jurnal, Jurnal tidak aktif, Management Jurnal