Laporkan Masalah

PENGEMBANGAN PASAR TERAPUNG SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS EKONOMI KASUS PASAR TERAPUNG KUIN DI BANJARMASIN

LISTYANA FEBRIANI, M. Sani Roychansyah, S.T., M.Eng., Dr.Eng.

2018 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Pasar Terapung merupakan salah satu kegiatan perekonomian sungai di Banjarmasin, dahulu pasar ini sangat ramai dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun. Salah satunya, Pasar Terapung Kuin yang tumbuh secara spontan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat di sekitaran jalur Sungai Barito. Seiring berjalannya waktu terkait dengan pengembangannya, selain berasal dari faktor alami juga terkendala karena minimnya solusi konkret untuk melakukan pengelolaan secara terintegrasi. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mendalam terkait permasalahan yang dihadapi para pelaku perdagangan terapung sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan pembangunan untuk menjamin keberlanjutan kepariwisataan pasar terapung. Penelitian ini fokus kepada pedagang dan pengunjung di Pasar Terapung Kuin di Banjarmasin. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif rasionalistik yang didukung dengan data kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap sejumlah narasumber yang dipilih, observasi lapangan, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari instansi pemerintah yang terkait dengan bahasan penelitian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk memperoleh konsep pengembangan pasar terapung dan menjawab pertanyaan penelitian. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengembangan pasar terapung tidak cukup berhasil karena adanya perubahan orientasi masyarakat serta adanya pembangunan pasar terapung rekayasa oleh Pemerintah. (2) Masyarakat menginginkan adanya keterlibatan Pemerintah dalam setiap proses pengembangan pasar terapung sebagai kawasan strategis demi kelestarian Pasar Terapung Kuin. (3) Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan pasar terapung seperti lemahnya kebijakan Pemerintah hingga kendala musiman yang dihadapi para pedagang, namun Pasar Terapung Kuin masih memiliki nilai budaya yang tinggi sehingga dapat bertahan hingga saat ini.

Floating market is one of the economic activities in Banjarmasin. It was very crowded by the people inherently. One of them, Kuin Floating Market developed rapidly builds upon the needs of people along Barito river. Over time regarding its development, it is constrained by natural factors as well as inadequate solutions to manage in integrated manner. This research aims to be able to give a profound illustration of the problems faced by floating traders in order it can be used as a basis for formulating development policies to ensure the sustainability of floating market. This research focuses on traders and visitors in Kuin Floating Market in Banjarmasin. This research uses rationalistic qualitative method, which supported by quantitative data. The data are primary data and secondary data. Primary data are gathered through depth interview to chosen respondents, field observation, and questionnaire. Meanwhile, secondary data are gathered from Government agencies that related to the research topic. The data that are gathered then analyzed to obtain floating market development and answer the research questions. The research findings show that (1) Floating market development is not succeed because there are society orientation changes and there is artificial floating market develops by the Government. (2) The society wants the Government to involve in every process of floating market development as economic strategic area for the sustainability of Kuin Floating Market. (3) There are factors that affect floating market development, such as faint policies by the Government to seasonal constrains faced by the traders. However, Kuin Floating Market still has tremendous culture value that keeps it withstand until now.

Kata Kunci : Pasar terapung, Pengembangan, Kawasan strategis ekonomi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.