Model Pendidikan Kepramukaan Indonesia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Paulo Freire

RUSLI AKHMAD JUNAEDI, Dr. Rr. Siti Murtiningsih

2018 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFAT

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model pendidikan kepramukaan Indonesia, mendeskripsikan pokok pemikiran filsafat pendidikan Paulo Freire, dan merefleksikan model pendidikan kepramukaan Indonesia dalam perspektif filsafat pendidikan Paulo Freire. Penelitian ini dilatarbelakangi pro dan kontra Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian filsafat historis faktual mengenai teks naskah. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian, antara lain: teknik dokumentasi, teknik penelusuran data online, studi kepustakaan, dan wawancara terstruktur. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan unsur-unsur metodis, antara lain: deskripsi, koherensi intern, interpretasi, kesinambungan histrois, dan refleksi filosofis. Hasil penelitian ini adalah pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya. Konsep filsafat pendidikan Paulo Freire merupakan konsep pendidikan pembebasan. Tujuan akhir keberadaan manusia adalah proses humanisasi, yaitu memanusiakan manusia. Hakikat model pendidikan kepramukaan Indonesia secara umum merupakan pendidikan yang bersifat dialogis dengan hubungan intersubjektivitas. Dehumanisasi yang terdapat pada model pendidikan kepramukaan Indonesia terjadi ketika ditetapkannya peraturan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, karena kesukarelaan dan kebebasan peserta didik dicederai dengan unsur paksaan untuk wajib mengikuti pendidikan kepramukaan sehingga praktik pendidikan hadap-masalah yang terdapat pada model pendidikan kepramukaan Indonesia menjadi terdistorsi.

This research aims at describing the model of Indonesian scouting education, describing the thought of Paulo Freire in philosophy of education, and reflecting the model of Indonesian scouting education in the perspective of Paulo Freire in philosophy of education. This research is based on the pros and cons of the Regulation of Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 63 of 2014 concerning Scouting Education as a Mandatory Extracurricular in Primary and Secondary Education. This research employed historical factual philosophy research method on text. Data were collected through documentation technique, online data search technique, literature study, and structured interviews. Afterwards, the data were analyzed using methodical elements, namely description, internal coherence, interpretation, historical sustainability, and philosophical reflection. The result of this study indicated that scouting education is a progressive self-learning process for young people to fully develop themselves. Paulo Freire's concept in philosophy of education is a concept of education for liberation. The ultimate goal of human existence is the process of humanization, which is humanizing human beings. In general, the nature of the model of Indonesian scouting education is a dialogical education with intersubjective relations. The dehumanization found in the model of Indonesian scouting education takes place when the regulation of scouting education as a mandatory extracurricular was enacted because volunteerism and freedom of the students are perverted by the force that requires students to participate in the scouting education so that the problem-posing educational practices existing in the Indonesian scouting model become distorted.

Kata Kunci : Humanization, Scouting, People, Education