Identifikasi Ruang Terbuka Hijau di Kota Yogyakarta
LILIK ANDRIYANI, Dr. rer.pol. Dyah Widiyastuti, S.T., M.CP
2018 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHRuang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu elemen ruang yang penting bagi suatu kota dalam upaya menjaga kualitas lingkungan kota dan kesejahteraan masyarakatnya. Keberadaan RTH sangat penting untuk menciptakan suatu kota yang layak huni. Meskipun manfaat RTH bagi kota saat ini sudah banyak diketahui, namun penyediaan RTH minimal 30% dari luas kota dan pengelolaannya masih menjadi tantangan tersendiri ditengah maraknya pembangunan kota. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang juga sedang menghadapi tantangan dalam penyediaan RTH. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan RTH di Kota Yogyakarta dari aspek distribusi, jenis, kualitas, dan kecukupan RTH. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan interpretasi citra penginderaan jauh dan observasi lapangan menggunakan checklist untuk mengetahui kondisi fisik RTH. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan seluruh RTH di Kota Yogyakarta yang terdiri dari halaman bangunan, taman lingkungan, hutan kota, lahan pertanian kota, pemakaman, jalur hijau, dan sempadan sungai terdistribusi secara menyebar. Luas RTH yang tersedia di Kota Yogyakarta saat ini hanya 601,64 ha (18,51%) sehingga masih perlu menambahkan luas RTH sebesar 373,36 ha (11,49%) untuk mencapai kebutuhan luas minimal RTH. Analisis kecukupan RTH dari aspek proporsi luas dan kualitas RTH menunjukkan bahwa proporsi luas RTH dan kualitas KDH masih rendah, namun kualitas vegetasinya sudah cukup memadai. Kecamatan Umbulharjo dan Gondokusuman merupakan kecamatan dengan kecukupan RTH yang lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya, sedangkan Kecamatan Gedongtengen, Ngampilan, dan Pakualaman merupakan kecamatan dengan kecukupan yang rendah baik dari aspek proporsi luas maupun kualitas RTH.
Green Open Space (GOS) is one of important elements for a city to maintain its environmental quality and the citizen welfare. GOS is crucial to establish a liveable city. Although the benefits of GOS for the city has already been known, but supplying and managing a minimum of 30% GOS still challenging along with city rapid development. Yogyakarta City is one of the cities that facing a challenge in supplying GOS. This research aims to identify the distribution, type, quality, and sufficiency of GOS in Yogyakarta City. This research was conducted using primary data based on remote sensing imagery interpretation and observations with a checklist for identifying the physical condition of GOS. The result was analyzed descriptively. The results show that the distribution of GOS in Yogyakarta City is disperse. GOS in Yogyakarta City is consists of square parks, neighborhood parks, urban forest, green belts, cemeteries, and green corridors at the street and river. The availability of GOS in Yogyakarta City is 601,64 ha (18,51%). According to the minimum standard of 30% GPS, the city still needs 373,36 ha (11,49%) of GOS. The results also show that some GOS have a good vegetation quality, but there are still many GOS have impervious surface that can limit the process of water absorption. Sufficiency analysis from the availability and the quality of GOS show that among 14 sub-districts in Yogyakarta City, Umbulharjo and Gondokusuman sub-districts are higher than the other sub-districts, while Gedongtengen, Ngampilan, and Pakualaman sub-districts are the lowest.
Kata Kunci : ruang terbuka hijau, ketersediaan, kecukupan