Konsumsi: Selera dan Distingsi (Studi Perilaku Konsumtif Oleh Individu Siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta)

MUHAMMAD WAHID 'AZIZ SUNARTO, Dr. Muhammad Najib Azca, M.A.

2018 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Penelitian ini berangkat dari gejolak siswa remaja sekolah menengah atas, yang kini berada dalam rayuan budaya konsumsi. Budaya remaja yang diidentikkan dengan do-it-yourself, kini bergeser sebatas budaya cut and paste, yang kini siswa remaja hanya berperan sebagai following society saja. Hal ini didukung oleh posisi siswa yang berada dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa, dimana mereka sedang mencoba mengaktualisasikan diri ke dalam society dan mencoba mencari jati diri. Maka dari itu, perilaku konsumtif tumbuh subur dalam diri siswa tersebut. Penelitian ini ingin melihat bagaimana interaksi siswa membentuk distingsi antar individu siswa dalam hal fashion. Lalu tidak luput untuk melihat peran selera dan modal yang dimiliki individu siswa sebagai determinan lain membentuk distingsi dalam arena SMA Negeri 4 Yogyakarta. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, untuk membantu menjabarkan perilaku konsumtif oleh siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta. Selanjutnya, metode ini untuk melihat lebih luas ke dalam individu siswa terhadap pilihan fashion dan selera yang terbentuk dalam diri siswa tersebut. Hal ini menuntun kita pada perilaku konsumtif siswa dapat terbentuk dari mana saja, entah itu dari media, intervensi orang tua tau peergroup, atau modal lain yang dimiliki siswa. Determinan konsumsi tersebut mengakibatkan perilaku distingsi terkait pemilihan fashion, atau gaya hidup siswa, misalnya pertimbangan mememilih merek sepatu atau tempat makan. Budaya konsumsi tersebut diperparah oleh hasutan klaim-klaim iklan dari media, intervensi teman peergroup, atau keingin diri sendiri untuk terlihat lebih keren. Karena untuk membentuk distingsi antar siswa, mereka harus mempunyai selera.

This research started from inner stir within teen aged high school student, who are now prone to the temptation of consumptive culture. Previously identified with do-it-yourself culture the youth now are shifted to the extent of cut 'n paste culture, which now they only serve as merely followers. This is supported by the position of students who are in transition from childhood to adulthood, where they are trying to be accepted into society and find their identity in which why the consumptive behavior thrives among the students themselves. This study is aimed to see how the interaction of students formed the distinction between individuals in terms of fashion mode and to see how personal taste and financial condition of students as the other determinants in the setting of distinction within the area of SMA Negeri 4 Yogyakarta. Therefore, this study used qualitative method to help describing consumer behavior of students of SMAN 4 Yogyakarta. Furthermore, this method was used to look more broadly into how individual choice of fashion and tastes were formed within the student. This notion led us on how consumptive behavior of students can be formed anywhere, whether it be from media, the influence of parents or peer group, or other factors from the students. These consumption determinant factors resulted in behavior related to distinctions within the choice of fashion style or lifestyle preferences such as considerations on choosing specific footwear brand or dining place. This consumption issue is further compounded by claims of media or advertising, interventions from friends or peer groups, or the desire to be seen as a cool individual and by reaching this so called "cool ", it indirectly formed distinctions between other students. It can be perceived that to form the distinction between students, a certain level of taste must be acquired.

Kata Kunci : Youth Culture, Selera, Konsumsi, Distingsi