Laporkan Masalah

KEPADATAN MAMALIA KECIL NOKTURNAL ARBOREAL DI KANTONG HABITAT HUTAN KEMUNING KABUPATEN TEMANGGUNG

SANDY PRANOWO, Dr.rer.silv. M. Ali Imron, S.Hut., M.Sc.

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

salah satu penyeimbang dalam ekosistem sebagai agen penyebaran biji. Mobilitas mamalia kecil yang aktif dapat membantu proses penyebaran biji dengan cepat. Salah satu kawasan hutan yang masih ditemui mamalia kecil nokturnal arboreal adalah Hutan Kemuning. Hutan Kemuning merupakan hutan alam dataran rendah dikelola oleh Perum PERHUTANI yang dikelilingi oleh pemukiman, sawah, kebun, dan terdapat aktivitas penanamam kopi dibawah tegakan hutan. Dengan adanya aktivitas manusia tersebut menyebabkan fragmentasi habitat Hutan Kemuning menjadi kantong-kantong habitat yang membuat organisme kesulitan melakukan pergerakan dan mendorong pada kepunahan lokal dan isolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kantong habitat dan kepadatan mamalia kecil nokturnal arboreal, serta hubungan kepadatan mamalia kecil nokturnal arboreal dengan kantong habitatnya. Data penelitian didapatkan dari pengolahan citra satelit LANDSAT 8 untuk mengetahui kantong habitat dan pengambilan data vegetasi untuk mengetahui karakteristiknya, serta survey malam untuk mengetahui jenis mamalia kecil nokturnal arboreal. Analisis data berupa uji korelasi nonparametrik Spearman. Hasil penelitian didapatkan dua belas kantong habitat di Hutan Kemuning dengan karakteristik yang beragam. Hanya kantong habitat A, B, dan H yang ditemui mamalia kecil nokturnal arboreal. Mamalia kecil nokturnal arboreal yang dijumpai yaitu Kukang Jawa (Nycticebus javanicus), Kubung Malaya (Cynocephalus variegates), Tupai Terbang Raksasa Merah (Petaurista peturista.) dan Bajing Terbang (Petinomys sp). Di kantong habitat A kepadatan Nycticebus javanicus 0,259 individu/ha, Cynocephalus variegates 0,324 individu/Ha, dan Petaurista peturista 0,118 individu/ha sedangkan Petinomys sp 0,567 individu/ha. Kantong Habitat B kepadatan Nycticebus javanicus 0,313 individu/ha; Cynocephalus variegates 0,536 individu/ha; dan Petaurista peturista 0,263 individu/ha. Kantong habitat H kepadatan Nycticebus javanicus 2,286 individu/ha dan Cynocephalus variegates 0,508 individu/ha. Berdasarkan analisis korelasi nonparametrik Spearman diketahui bahwa Nycticebus javanicu, Cynocephalus variegates, dan Petaurista peturista memiliki hubungan dengan luasan kantong habitat. Sedangkan Ptinomys sp. tidak memiliki hubungan dengan variabel-variabel karakteristik kantong habitat.

Mamalia kecil nokturnal arboreal memegang peranan penting di kehidupan liar sebagai salah satu penyeimbang dalam ekosistem sebagai agen penyebaran biji. Mobilitas mamalia kecil yang aktif dapat membantu proses penyebaran biji dengan cepat. Salah satu kawasan hutan yang masih ditemui mamalia kecil nokturnal arboreal adalah Hutan Kemuning. Hutan Kemuning merupakan hutan alam dataran rendah dikelola oleh Perum PERHUTANI yang dikelilingi oleh pemukiman, sawah, kebun, dan terdapat aktivitas penanamam kopi dibawah tegakan hutan. Dengan adanya aktivitas manusia tersebut menyebabkan fragmentasi habitat Hutan Kemuning menjadi kantong-kantong habitat yang membuat organisme kesulitan melakukan pergerakan dan mendorong pada kepunahan lokal dan isolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kantong habitat dan kepadatan mamalia kecil nokturnal arboreal, serta hubungan kepadatan mamalia kecil nokturnal arboreal dengan kantong habitatnya. Data penelitian didapatkan dari pengolahan citra satelit LANDSAT 8 untuk mengetahui kantong habitat dan pengambilan data vegetasi untuk mengetahui karakteristiknya, serta survey malam untuk mengetahui jenis mamalia kecil nokturnal arboreal. Analisis data berupa uji korelasi nonparametrik Spearman. Hasil penelitian didapatkan dua belas kantong habitat di Hutan Kemuning dengan karakteristik yang beragam. Hanya kantong habitat A, B, dan H yang ditemui mamalia kecil nokturnal arboreal. Mamalia kecil nokturnal arboreal yang dijumpai yaitu Kukang Jawa (Nycticebus javanicus), Kubung Malaya (Cynocephalus variegates), Tupai Terbang Raksasa Merah (Petaurista peturista.) dan Bajing Terbang (Petinomys sp). Di kantong habitat A kepadatan Nycticebus javanicus 0,259 individu/ha, Cynocephalus variegates 0,324 individu/Ha, dan Petaurista peturista 0,118 individu/ha sedangkan Petinomys sp 0,567 individu/ha. Kantong Habitat B kepadatan Nycticebus javanicus 0,313 individu/ha; Cynocephalus variegates 0,536 individu/ha; dan Petaurista peturista 0,263 individu/ha. Kantong habitat H kepadatan Nycticebus javanicus 2,286 individu/ha dan Cynocephalus variegates 0,508 individu/ha. Berdasarkan analisis korelasi nonparametrik Spearman diketahui bahwa Nycticebus javanicu, Cynocephalus variegates, dan Petaurista peturista memiliki hubungan dengan luasan kantong habitat. Sedangkan Ptinomys sp. tidak memiliki hubungan dengan variabel-variabel karakteristik kantong habitat.

Kata Kunci : Density, small nocturnal arboreal mammals, habitat patch, correlation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.