HUBUNGAN MALFORMASI ANOREKTAL DENGAN LUARAN FUNGSIONAL KLASIFIKASI KRICKENBECK PASCA OPERASI DEFINITIF DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA

FIRDIAN MAKRUFARDI, dr. Gunadi, Ph.D., Sp.BA. ; dr. Andi Dwihantoro, Sp.B., Sp.BA.

2017 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar belakang: Malformasi anorektal (MAR) merupakan kelainan kongenital yang sering pada bedah anak dengan angka kejadian 1 dalam 5000 kelahiran hidup. Voluntary bowel movement, soiling, dan konstipasi merupakan morbiditas pascabedah paling sering dijumpai pada penderita MAR. Terdapat berbagai faktor prognostik yang diperkirakan berhubungan dengan luaran fungsional pada penderita MAR, seperti jenis kelamin, berat badan lahir dan tipe MAR. Konferensi Krickenbeck mengembangkan klasifikasi berdasar anatomi dan luaran fungsional untuk membandingkan luaran operasi yeng lebih baik Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan data berupa data nominal dan analisis menggunakan uji chi square dengan tingkat interval kepercayaan 95%. Nilai p<0,05 dianggap bermakna. Subjek penelitian adalah penderita MAR (ICD X Q 42) yang telah menjalani operasi definitif 1 ataupun 3 tahap di sub bagian Bedah Anak RSUP Dr. Sardjito/FK UGM antara Juni 2011-Juni 2016. Hasil: Terdapat 43 pasien pada penelitian (30 pria, 13 wanita). Kebanyakan pasien memiliki berat badan lahir normal (83,7%). Tipe MAR Krickenbeck: fistula perineal, 18,6%; fistula vestibular, 7%; fistula rectourethral, 25,6%; fistula recovesikal, 7%; tanpa fistula, 41,9%. Pada anak-anak dengan malformasi anorektal, didapatkan voluntary bowel movement 37,2%, soiling 11,7%, konstipasi 9,3%. Analisis variabel menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara jenis kelamin, berat badan lahir, dan tipe MAR dengan luaran fungsional klasifikasi Krickenbeck dengan p>0,05. Simpulan: Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, berat badan lahir dan tipe malformasi anorektal dengan luaran fungsional (voluntary bowel movement, soiling dan konstipasi) pada pasien malformasi anorektal pasca operasi definitif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Background: Anorectal malformation (ARM) are congenital malformation which often found in pediatric surgery which occur in 1 of every 5000 live birth. Voluntary bowel movement, soiling and constipation are the most frequent sequele found in ARM after surgery. There are several prognostic factor known which correlate with functional outcome in ARM, such as gender, birth weight and type of ARM. The Krickenbeck conference developed a classification based on anatomical and functional criteria to better compare the treatment outcome. Methods: This is an analitic observational research, cross-sectional study, with nominal data and analyzed by using chi square with confidence interval 95%. P<0,05 considers significant. The subject of this research is ARM patients (ICD X code Q 42) which had been operate definitely in 1 or 3 stages on Pediatric Surgery Department of RSUP Dr. Sardjito/FK UGM from June 2011 - June 2016. Results: There were 43 patients in the study group (30 male, 13 female). Most of the patients were normal birth weight (83,7%). Krickenbeck anatomy: perineal fistula, 18,6%; vestibular fistula, 7%; rectourethral fistula, 25,6%; rectovesical fistula, 7%; without fistula, 41,9%. In children with ARM, voluntary bowel movement was achieved 37,2%, soiling 11,7%, constipation 9,3%. Analysis of the variables found that gender, birth weight, and type of ARM were not different significantly to functional outcome Krickenbeck classification with p>0,05 Summary: There were no association between gender, birth weight, and type of ARM with functional outcome (voluntary bowel movement, soiling, constipation) in ARM patients after definitive surgery in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Kata Kunci : klasifikasi Krickenbeck, konstipasi, malformasi anorektal, soiling, voluntary bowel movement