PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGARUH METODE PENYULUHAN TENTANG BAHAYA PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM MEM
Fergi Beatrice Nababan,
2012 | Skripsi |Penyalahgunaan NAPZA akhir-akhir ini makin meningkat pesat jumlahnya, dan sudah banyak cara dan usaha untuk menambah pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dalam rangka membentuk sikap anti NAPZA. Salah satu cara adalah dengan program penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA. Dengan bertambahnya pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA akan membentuk sikap positif anti NAPZA, yang selanjutnya akan tercapai meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan tidak menggunakan NAPZA. Hipotesis pertama: Ada perbedaan efektivitas pengaruh metode penyuluhan terhadap pembentukan Sikap Anti NAPZA. Hipotesis kedua: Adanya perbedaan sikap anti NAPZA ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian Pengaruh Metode Penyuluhan Tentang Bahaya Penyalahgunaan NAPZA ini bertujuan untuk menguji mana yang lebih efektif penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dalam membentuk Sikap anti NAPZA, dengan metode: antara metode ceramah, diskusi dan ceramah, pemutaran film dan ceramah, menghadirkan mantan pengguna NAPZA dan ceramah dan juga ditinjau berdasarkan jenis kelamin. Subyek penelitian adalah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) berusia 12-15 tahun (tahun dihitung sampai dengan ulang tahun terakhir), berdomisili di DIY. Pemilihan subyek di dasarkan atas pertimbangan bahwa siswa SMP adalah termasuk periode usia remaja, dimana pada usia ini remaja mulai mencari identitas diri dan berusaha lepas dari kendali orang tua (Mönk, Knoerdan Haditono, 1998) dan periode usia inilah yang dianggap rawan bagi remaja untuk mulai menyalahgunakan NAPZA. Sikap akan diukur dengan menggunakan skala sikap, sedangkan perbedaan efektivitas penyajian informasi akan diuji dengan metode eksperimen. Analisis data menggunakan Anava Mixed Design untuk membandingkan amatan antar kelompok, pre-test dan post-test masing-masing kelompok. Hasilnya tidak ada perbedaan amatan antar kelompok, artinya tidak ada perbedaan efektivitas pengaruh metode penyuluhan model: ceramah, diskusi, film, dan model mantan pengguna (F =0.668; p=0.615) terhadap efektivitas pembentukan sikap anti NAPZA, dengan kata lain tidak ada yang lebih efektif diantara keempat metode, sedangkan pada pre-test dan post-test masing- masing kelompok ada perbedaan (F =14,820; p=0.000), rerata post-test lebih tinggi daripada rerata pre-test, artinya masing-masing metode mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pembentukan sikap anti NAPZA. Analisis pada hipotesis kedua dengan Independent Samples Test bahwa tidak adanya perbedaan efektivitas pembentukan sikap anti NAPZA berdasarkan jenis kelamin (F = -0,212; p > 0,05). Keywords: Metode Penyuluhan Penyalahgunaan NAPZA, Sikap Anti NAPZA, Jenis Kelamin, UsiaRemaja.
Kata Kunci :