PEMANFAATAN LEMAK AYAM PEDAGING DIOLAH MENJADI BIODIESEL DENGAN NATRIUM HIDROKSIDA SEBAGAI KATALISATOR

HANDEDARI, Putri Nur , Aris Purwantoro

2013 | Skripsi |

Ayam pedaging merupakan salah satu ternak yang dapat dipanen dalam waktu singkat. Lemaknya belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga sering dibuang sebagai limbah penyembelihan hewan. Lemak ini dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan biodiesel, sehingga dapat menanggulangi pencemaran lingkungan dan lebih bernilai ekonomis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses transesterifikasi lemak ayam pedaging menggunakan metanol dan katalisator basa berupa natrium hidroksida. Lemak ayam diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Provinsi Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Lemak ayam dipanaskan untuk mendapatkan minyak lemak ayam yang kemudian direaksikan dengan metanol dan katalis natrium hidroksida pada suhu 55oC selama 60 menit. Transesterifikasi dilakukan 4 kali dengan jumlah bahan baku yang berbeda. Keempat hasil transesterifikasi diberi kode NA-1, NA-2, NA-3, dan NA-4. Pengujian yang dilakukan pada biodiesel meliputi massa jenis, viskositas kinematik, titik nyala, titik tuang, titik kabut, korosi lempeng tembaga, kadar residu karbon, kadar abu, dan kadar air. Bila hasil biodiesel dibandingkan dengan lemak ayam pedaging sebagai bahan bakunya, maka diperoleh hasil NA-1: 99,4%, NA-2: 91,7%, NA-3:100%, dan NA-4: 101,3%, sehingga diperoleh rata-rata sebesar 91,8%. Biodiesel menunjukkan hasil rata-rata sebagai berikut, massa jenis: 0,8821 g/ml, viskositas kinematik: 6,427 mm2/detik, titik nyala: 30,5oC, titik tuang: 4,5oC, titik kabut: 38,25oC, korosi lempeng tembaga: 3a, kadar residu karbon: 0,36%, kadar abu: 0,19%, dan kadar air: 1,8%.

Broiler is a type of chiken which produces meat in short period. However, the fat is not utilize widely, so it becomes waste of slaughter houses. As an alternative solution, the fat could be processed to biodiesel to minimize enviromental pollution and increase it’s economic value. This study is aimed to process the broiler chiken fat with transesterification method using methanol and sodium hydroxide as catalyst. The fat was collected from some traditional markets in the East Java Province and Yogyakarta Special Territory. The fat was melted then reacted with methanol and sodium hydroxide at 55 oC for 60 minutes. The process was replicated four times and the samples coded as NA-1, NA-2, NA-3, and NA-4. The samples were analyzed it’s biodiesel quality, i.e. specific gravity, kinematic viscosity, flash point, pour point, cloud point, copperstrip corrosion, carbon residue, ash content, and water content . The biodiesel production reaches 99,4%, 91,7%, 100%, and 101,3% of NA-1, NA-2, NA-3, and NA-4 samplees, respectively, if compared with the broiler chiken fat as primary source. The result of biodiesel quality show that mean of specific gravity: 0.8821 g/ml, kinematic viscosity: 6.427 mm2/second, flash point: 30.5oC, pour point: 4.5oC, cloud point: 38.25oC, cooperstrip corrosion: 3a, Conradson carbon residue: 0.36%, ash content: 0.19%, and water content: 1.8%.

Kata Kunci : Lemak ayam pedaging, transesterifikasi, biodiesel.