Kajian spasial ekologi varietas padi pada berbagai ekosistem sawah irigasi dalam rangka pembangunan pertanian berkelanjutan : Kasus provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Gatot Supangkat Samidjo,
2016 | Disertasi |Penelitian berjudul “Kajian Spasial-Ekologi Varietas Padi pada Berbagai Ekosistem Sawah irigasi dalam rangka Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (Kasus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - DIY) dilakukan untuk mengetahui sebaran varietas padi, mengaji hubungan kesuburan kimiawi tanah dengan varietas padi, persepsi petani terhadap varietas padi, menentukan keberlanjutan varietas padi dan skenario keberlanjutan usahatani padi berbasis varietas pada berbagai ekosistem sawah irigasi. Penelitian dilaksanakan pada November 2012 – Juli 2014 di Kabupaten Bantul, Kulonprogo dan Sleman, Provinsi DIY. Metode survei digunakan dalam penelitian ini. Penentuan lokasi kajian dilakukan secara acak berstrata berdasarkan bentuk lahan, zona agroekologi (ZAE), luas lahan sawah dan jumlah varietas pada tiap ekosistem sebelum penelitian dilaksanakan. Ada 11 ekosistem sawah irigasi yang terpilih di tiga kabupaten (Bantul, Kulonprogo dan Sleman) sebagai area kajian sampel. Sedangkan, penentuan sampel lahan dan petani responden sebagai unit analisis dilakukan secara purposif. Pendekatan spasial-ekologi digunakan dalam penelitian ini. Data dianalisis secara spasial-ekologi, kualitatif dan deskriptif-eksplanatif (analitik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola sebaran varietas padi didominasi oleh varietas unggul dengan struktur sebaran varietas Ciherang pada sepuluh ekosistem sawah irigasi, IR64 pada tujuh ekosistem, Situbagendit pada empat ekosistem. Beberapa varietas lokal masih ditemukan pada beberapa ekosistem, antara lain Menthik dan Menthik Susu pada empat ekosistem (Seyegan, Minggir, Imogiri dan Banguntapan), Cempo Merah pada dua ekosistem (Seyegan dan Minggir), dan masing-masing pada satu ekosistem adalah Cempo Hitam (Seyegan) dan Raja Lele (Kalibawang). Tingkat kesuburan kimiawi tanah pada berbagai ekosistem sawah irigasi menunjukkan kadar yang tidak konsisten setelah penanaman padi varietas tertentu. Persepsi petani terhadap varietas padi ditentukan oleh ketersediaan benih dengan persentase lebih tinggi daripada komponen lain, seperti kemudahan dalam budidaya, rasa nasi dan harga jual. Tingkat keberlanjutan varietas padi dengan urutan Ciherang, IR64 dan varietas lokal ditentukan oleh kelayakan ekonomi, sosial dan lingkungan fisik. Skenario keberlanjutan usahatani berbasis varietas terdiri atas empat komponen utama yaitu: benih, pola tanam, teknologi dan penanganan gabah. Usahatani padi berbasis varietas yang cenderung berkelanjutan berada di Seyegan, Sleman dengan skenario varietas lokal-pola tanam (padi-padi-kacang hijau)-budidaya organik-gabah dijemur dengan anyaman bambu (kepang); dan di Imogiri, Bantul dengan skenario varietas lokal-pola tanam (padi-padi-padi)-jemur gabah dengan alas plastik.
Kata Kunci :